LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
“PENGUKURAN
KADAR KLOROFIL a, b DENGAN SPEKTROFOTOMETER”

Oleh
:
IKSAN SAPUTRA
NIM. D1B1 17058
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bagian
tanaman yang biasa digunakan untuk proses fotosintesis dengan kandungan
klorofil dan posisi sangat penting adalah daun. Daun
merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna
hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari
melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia
harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya
menjadi energi kimia.
Sebagian besar klorofil
terdapat dalam daun namun klorofil juga dapat dijumpai pada bagian-bagian
tanaman yang berwarna hijau seperti akar, batang, buah, biji dan bunga dalam jumlah
yang terbatas. Sebagian
besar klorofil terdistribusi dalam daun, namun persebarannya juga tidak merata.
Banyaknya klorofil pada pangkal daun akan berbeda dengan ujung, tengah serta
kedua tepi daun. Perbedaan
warna daun juga menunjukan adanya perbedaan jumlah klorofil. Warna hijau daun
sangat berkolerasi dengan kandungan klorofil. Umumnya semakin hijau warna daun semakin
tinggi kandungan klorofilnya.
Warna hijau meskipun juga ada daun warna ;ain seperti merah, pada
daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen
yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil
dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten
(berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning) dan antosianin (berwarna merah,
biru atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil
sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas
pada daun yang gugur). Daun
tua selalu lebih banyak mengandung klorofil yang lebih besar daripada daun
muda. Adanya perbedaan kandungan klorofil antara daun muda dan tua, nampaknya
sangat berkaitan dengan umur daun tersebut. Perbedaan kandungan klorofil pada
beberapa spesies tanaman dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Klorofil berasal dari
proplastida yaitu plastida yang belum dewasa, kecil dan hampir tidak berwarna
dan sedikit atau tanpa membran dalam. Proplastida membelah saat embrio
berkembang dan menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Organ yang terkena
cahaya matahari, kloroplas muda akan aktif membelah. Kloroplas terutama
berfungsi adalah sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pigmen-pigmen pada
membran tilakoid akan menyerap cahaya matahari atau sumber cahaya lainnya dan
mengubah energi cahaya tersebut menjadi energi kimia dalam bentuk adenosin trifosfat
(ATP).
Tumbuhan
tingkat tinggi, klorofil a dan klorofil b merupakan pigmen utama fotosintetik,
yang berperan menyerap cahaya violet, biru, merah dan memantulkan cahaya hijau.
Molekul klorofil adalah suatu derivat porfirin yang mempunyai struktur tetrapirol
siklis dengan satu cincin pirol yang sebagian tereduksi. Inti tetrapirol
mengandung atom Mg non-ionik yang diikat oleh dua ikatan kovalen dan memiliki
rantai samping. Sintesis klorofil terjadi melalui fotoreduksi protoklorofilid
menjadi klorofilid a dan diikuti dengan esterifikasi fitol untuk membentuk
klorofil a yang dikatalisis enzim klorofilase. Perubahan protoklorofilid
menjadi klorofilid a pada tumbuhan angiospermae mutlak membutuhkan cahaya.
Selanjutnya klorofil jenis yang lain disintesis dari klorofil a
Berdasarkan pembahasan
di atas, maka pentingnya untuk dilakukan praktikum mengenai pengukuran kadar klorofil a, b dengan spektrofotometer.
1.2 Tujuan dan
Kegunaan
Tujuan
dari kegiatan praktikum ini yaitu untuk
mengetahui kadar klorofil pada suatu spesies tumbuhan (klorofil a, b) dan dapat
mengetahui perbedaan kadar klorofil pada kondisi kekurangan cahaya dan terpapar
cahaya matahari.
Kegunaan dari praktikum ini adalah
dengan adanya praktikum ini para praktikan dapat mengetahui kadar klorofil pada
suatu spesies tumbuhan (klorofil a, b) dan dapat mengetahui perbedaan kadar
klorofil pada kondisi kekurangan cahaya dan terpapar cahaya matahari.
BAB 2. TINJAUAN
PUSTAKA
Tanaman
merupakan salah satu yang memiliki kandungan klorofil yang relatif banyak,
Dimana hampir diseruluh permukaan tanaman mengandung klorofil. Kandungan
klorofil di dalam tanaman banyak dikarenakan klorofil berperan langsung dalam
penangkapan radiasi serta mengubahnya menjadi energi kimia, sehingga jumlahnya
tersebut sangat berpengaruh terhadap kecepatan tanaman untuk terus tumbuh.
Klorofil sangat penting untuk proses fotosintesis pada tanaman karena dapat
memberi pigmen yang beragam pada tanaman. Energi kimia yang dihasilkan ada
hubungan terhadap proses respirasi tanaman yang menjadi sangat penting
berlangsungnya proses metabolisme dalam tanaman (Malcome, 2011).
Klorofil adalah pigmen karena menyerap
cahaya, yakni radiasi elekromagnetik pada spektrum kasat mata (visib). Senyawa putih mengandung semua
warna spectrum kasat mata dari merah sampai violet. Tetapi seluruh panjang
gelombang unsurnya tidak di serap dengan baik secara merata oleh klorofil.
Klorofil ada 2 macam yaitu klorofil a dan klorofil b yang terdiri dari molekul
polfirin, hemoglobin, moglobin dan enzim sitokrom (Hanafiah, 2008).
Klorofil merupakan bahan dalam
sel-sel daun, batang dan ranting. Klorofil adalah bahan kimia yang memecah asam
karbonat dalam udara yang daun gunakan. Dari proses pemecahan ini, karbon
diekstrak, dicampur dengan hidrogen. Oksigen dibebaskan, karena cukup oksigen
diambil oleh akar untuk mencukupi kebutuhan tanaman. Klorofil adalah zat yang
membuat tanaman hijau. Klorofil diperlukan oleh tanaman, tetapi tidak dapat
dikembangkan tanpa sinar matahari atau dapat melaksanakan fungsinya meskipun
rendah. Setelah mengambil cahaya dari tanaman, klorofil menghilang (Farida,
2014).
Proses
pembentukan klorofil pada tanaman cahaya sangat berpengaruh terhapat hasil
akhir nantinya. Cahaya sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan klorofil
sehingga cahaya yang sedikit dapat menjadi pembatas pembentukan klorofil pada
tanaman. Tanaman Klorofil terbagi atas dua macam yaitu klorofiil a dan klorofil
b dimana kedua klorofil tersebut sangat penting bagi tanaman. Klorofi a dan
klorofil b merupakan komponen utama yang terdapat pada trikoid hal inilah
menyebabkan keberadaan klorofil a dan klorrofil b sangat penting pada tanaman
khususnya untuk proses fotosintesis pada tanaman (Hayati, 2012).
Klorofil berwarna hijau yang
memberikan karakteristik tanaman, dimana fotosintesis berlangsung. Klorofil
didefinisikan oleh hubungan kasual. Hal ini klorofil di sebut sebagai
substansi, klorofil ada yang tidak memiliki struktur kimia yang sama, zat ini
adalah salah satu yang penting dalam fotosintesis, meskipun selama ini diyakini
sebagai satu-satunya yang terpenting (Sumenda, 2011).
Daun tua selalu lebih banyak mengandung
klorofil yang lebih besar daripada daun muda. Adanya perbedaan kandungan
klorofil antara daun muda dan tua, nampaknya sangat berkaitan dengan umur daun tersebut. Perbedaan kandungan
klorofil pada beberapa spesies tanaman dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Perbedaan kandungan klorofil setiap tanaman dipengaruhi oleh adanya perbedaan
massa jenis tanaman, varietas, status nutrisi, musim serta stress biotik dan
abiotik. Selain itu, tipe tanaman, jenis tanah, keadaan iklim setempat, stress
dan penyakit tanaman serta nutrisi yang dimilikinya juga berpengaruh terhadap
besarnya kandungan klorofil suatu tanaman (Rendy, 2015).
Spektrofotometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah
cahaya di scattering . Bila energi dari cahaya (foton) harus
sesuai dengan perbedaan energi dasar dan energi eksitasi dari
molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran
absorbansi dalam spektrofotometer (Yuli, 2008).
Untuk
dapat mengukur kadar klorofil tanaman unsur menggunakan spektrofotometer
pentingnya yaitu cahaya. Cahaya
memiliki sifat gelombang dan sifat partikel cahaya mencakup bagian dari energi
matahari dengan panjang gelombang antara 360 nm sampai 760 nm dan tergolong cahaya
tampak. Prinsip dasar penyerapan cahaya adalah bahwa setiap molekul hanya dapat
menyerap satu foton dalam waktu tertentu dan foton ini menyebabkan terjadinya eksitasi
pada suatu elektron dalam
suatu molekul (Dwidjo, 2009).
BAB
3. METODE PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan
di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi pada hari Selasa, 13 November
2018 pada pukul 08:00 WITA sampai selesai.
3.2.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan
yaitu daun hijau (daun umur tua
dan muda),
kertas saring, aquades dan etanol 95%.
Alat yang digunakan yaitu spektrofotometer, labu ukur, lumping dan palu,
saringan, corong dan gelas ukur.
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur
kerja pada praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengambil 1 g daun yang segar lalu potong kecil-kecil,
potongan kecil ini kemudian di ekstraksi dengan etanol 95% dengan cara
menggerusnya dalam lumping sampai seluruh klorofilnya larut.
2. Meyakinkan bahwa semua pigmen klorofil dari daun telah
larut, ditandai dengan ampas yang berwarna putih.
3. Menyaring ekstrak klorofil ini dengan saringan lalu memasukan kedalam labu ukur 100 ml tambahkan
etanol 95% kalau volume ekstrak dalam labu ukur belum mencapai batas 100 ml.
4. Menggunakan kuvet, mengukur absorbansi atau “optikal density” larutan hasil ekstraksi
tersebut dengan menggunakan panjang gelombang 645 dan 665 nm.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat di lihat dari tabel berikut:
No.
|
Pengamatan
|
Daun Muda
|
Daun Tua
|
1.
|
Klorofil Total
(Mg/L)
|
23,69
|
33,84
|
2.
|
Klorofil a
(Mg/L)
|
2,77
|
5,29
|
3.
|
Klorofil b
(Mg/L)
|
9,49
|
15,62
|
4.2 Pembahasan
Klorofil
adalah suatu bahan dalam sel-sel umumnya terdapat di daun dan bias juga di
batang dan ranting. Klorofil adalah bahan kimia yang memecah asam karbonat
dalam udara yang daun gunakan. Dari proses pemecahan ini, karbon diekstrak,
dicampur dengan hidrogen. Oksigen dibebaskan, karena cukup oksigen diambil oleh
akar untuk mencukupi kebutuhan tanaman. Klorofil adalah zat yang membuat
tanaman hijau. Klorofil diperlukan oleh tanaman, tetapi tidak dapat
dikembangkan tanpa sinar matahari atau dapat melaksanakan fungsinya meskipun
rendah. Setelah mengambil cahaya dari tanaman, klorofil menghilang.
Tanaman Klorofil terbagi atas dua
macam yaitu klorofiil a dan klorofil b dimana kedua klorofil tersebut sangat
penting bagi tanaman. Klorofi a dan klorofil b merupakan komponen utama yang
terdapat pada trikoid hal inilah menyebabkan keberadaan klorofil a dan klorofil
b sangat penting pada tanaman khususnya untuk proses fotosintesis pada tanaman. Hasil
akhir yang di hasilkan dari hasil fotosintesis ini sangat di tentukan oleh
adanya klorofil pada daun baik daun tua maupun daun muda.
Pengukuran
kadar klorofil pada kedua jenis daun menggunakan alat yang disebut
spektrofotometer. Spektrofotometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan
kedua adalah cahaya di scattering . Bila energi dari cahaya
(foton) harus sesuai dengan perbedaan energi dasar dan energi eksitasi dari
molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran
absorbansi dalam spektrofotometer.
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan yaitu menggunakan daun jambu biji dan daun yang
dijadikan bahan pengamatan adalah daun muda dan daun tua. Sebelum kedua jenis
daun diukur, terlebih dahulu daun di ukur dengan berat 1 g setelah itu di
potong kecil-kecil dan di hancurkan menggunakan lumping. Setelah daun hancur
kemudian di larutkan dalam alcohol 70% sampai klorofil yang ada pada daun
betul-betul larut, langkah terakhir adalah melakukan pengukuran menggunakan
spektrofotometer.
Berdasarkan
pengukuran yang dilakukan pada alat spektrofotometer pada daun muda dengan
panjang gelombang sebesar 645 terdeteksi optikal density sebesar 0,772 dan
dengan panjang gelombang 665 terdeteksi optikal density sebesar 1,354. Pengamatan
pada daun tua dengan panjang gelombang sebesar 649 terdeteksi optikal density
sebesar 1,143 dan dengan panjang gelombang sebesar 665 terdeteksi optikal
density sebesar 1,800. Perbedaan ini di sebabkan oleh panjang gelombang itu
sendiri, semakin besar panjang gelombang yang digunakan maka semakin besar
optikal density yang terdeteksi.
Hasil
pengukuran tersebut dengan hasil yang didapat berdasarkan rumus perhitungan
klorofil yaitu wintermans dan de most, menghasilkan klorofil yang berbeda-beda
baik klorofil total, klorofil a dan klorofil b dari semua jenis daun. Klorofil
total (mg/L) pada kedua jenis daun yaitu pada daun muda terdapat klorofil 23,69
klorofil dan pada daun tua terdapat 33,84 klorofil. Klorofil a (mg/L) pada
kedua jenis daun yaitu pada daun muda terdapat klorofil 2,77 dan pada daun tua
terdapat klorofil 5,29. Klorofil b (mg/L) pada kedau jenis daun yaitu pada daun
muda terdapat klorofil 9,49 dan pada daun tua terdapat klorofil 15,62.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa Klorofil adalah bahan kimia yang
memecah asam karbonat dalam udara yang daun gunakan. Dari proses pemecahan ini,
karbon diekstrak, dicampur dengan hidrogen. Oksigen dibebaskan, karena cukup
oksigen diambil oleh akar untuk mencukupi kebutuhan tanaman. Klorofil adalah
zat yang membuat tanaman hijau. Hasil perhitungan klorofil menunjukan bahwa
kedua jenis daun mengandung klorofil yang berbeda dan terdapat perbedaan jumlah
antara klorofil a dan klorofil b pada kedua jenis daun. Perbedaan kandungan
klorofil ini bisa di sebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah cahaya
matahari. Semakin besar cahaya matahari yang ditangkap oleh daun maka semakin
besar pula kandungan klorofil pada daun. Perbedaan ini juga bias terjadi karena
kesalahan pada saat melakukan praktikum.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan
dengan lancar dan baik. Untuk praktikum selanjutnya saya harap tetap di
pertahankan kemajuan saat ini dan kalau bisa di tingkatkan. Alat-alat yang
digunakan di laboratorium hendaknya di tambah lagi jumlahnya agar jalannya
praktiukm lebih cepat dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjo Seputro.
2009. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Farida, R. 2014. Ekstraksi Antosianin Limbah Kulit Manggis
Metode Microwave Assisted Extraction (Lama Ekstraksi dan Rasio Bahan Pelarut). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(2).
Hanafiah
K.A. 2008. Rancangan
Percobaan dan Teori Aplikasi. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang
Hayati, E. K. 2012. Konsentrasi Total Senyawa Antosianin
Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus
Sabdariffa L.) Pengaruh Temperatur dan pH. Jurnal Kimia. 6(2).
Malcome. B. W dan
Iskandar. 2011. Fisiologi Tanaman. Bandung: Bumi
Aksara.
Rendy, R.M. 2015. Kadar
Total Pigmen Klorofil dan Senyawa Antosianin Ekstrak Kastuba (Euphorbia
pulcherrima) Berdasarkan Umur Daun. jurnal fkip. 1(2).
Sumenda, L. 2011. Analisis Kandungan Klorofil pada Daun Mangga (Mangifera Indica L.) pada Tingkat Perkembangan Daun yang Berbeda. Jurnal Bioslogos. 1 (1).
Yuli Rohyami. 2008. Penentuan
Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa Scheff Boerl). Jurnal logika. 5(1).
No comments:
Post a Comment