dunia milenial

Saturday, November 17, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN, Pengaruh Cahaya Terhadap Perkecambahan


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PENGARUH CAHAYA TERHADAP
PERKECAMBAHAN








Oleh :
IKSAN SAPUTRA
NIM. D1B1 17058



JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi karena tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh. 
 Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluruh/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan. Faktor-aktor tersebut dikelompokan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan faktor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah cahaya.
 perkecambahan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak.
Misalnya saja pada tanaman kacang hijau. Kecambah sebagai salah satu bahan pangan yang kaya dengan vitamin sehingga kecambah sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia/tubuh. Bagi orang   Indonesia tanaman kacang hijau adalah tanaman yang penting, karena Indonesia terkenal dengan makanan yang bernama bubur kacang hijau yang biasanya disantap untuk menghangatkan badan. Namun dibalik segala kegunaan pertumbuhan kacang hijau yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah cahaya. Mengapa hal itu bisa terjadi?, Mungkin sebagian orang tidak mengetahui sebabnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adanya pertumbuhan kecambah yang paling penting adalah cahaya. Pertumbuhan kecambah akan lebih cepat bila ada cahaya, jika kecambah tersebut ditaruh di tempat gelap maka pertumbuhannya akan lambat.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka pentingnya untuk dilakukan praktikum mengenai pengaruh cahaya terhadap perkecambahan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
            Tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih tanaman serta dapat membandingkan perkecambahan di tempat gelap dan tempat terang.
            Kegunaan dari praktikum ini adalah dengan adanya praktikum ini para praktikan dapat mengetahui pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih tanaman serta dapat membandingkan perkecambahan di tempat gelap dan tempat terang.



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Setiap tumbuhan akan menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat juga disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Sedangkan  perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan perkecambahan biji. Kemudian, kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil sempurna, yang kemudian tumbuh membesar. Setelah mencapai saatnya tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji kembali (Riani, 2008).
Pertumbuhan dan perkembangan diawali dengan perkecambahan biji. Perkeambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi. Air yang masuk akan memacu embrio dalam biji untuk melepaskan hormon giberelin. Giberelin bekerja secara sinergis dengan auksin saat terjadi perkecambahan. Giberelin diproduksi di semua bagian tumbuhan. Giberelin ini mendorong pelepasan enzim yang berfungsi menghidrolisis makanan cadangan sehingga terbentuklah energi. Energi ini digunakan untuk proses awal pertumbuhan dan perkembangan embrio dalam biji. Struktur yang pertama muncul dan menyobek selaput biji adalah radikula (Buntoro  et al, 2014).
Perkembangan bij berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (Wdiastuti et al, 2010).
Awal perkembangan disahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asalm amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru (Sri, 2009).
Apabila ditanam di tempat gelap, maka tanaman kecambah akan tumbuh lebih panjang daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning (Herdiana et al, 2008).
Jika ditanam di tempat terang, maka kecambah akan tumbuh lebih pendek daripada yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil (Malcome, 2011).
 Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan planula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, yang disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan embrio dan masuknya bakteri atau jamur kedalam biji. Testa memiliki sebuah lubang kecil, disebut mikropil. Didekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon (Setijo, 2009).
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Saat biji terbentuk, air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolisme sehingga menjadi tidak aktif (dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada kondisi tidak nyaman (suasana ekstrem, sangat dingin atau kering) karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup (Dwidjo, 2009). 


BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu
          Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi pada hari Selasa, 06 November 2018 pada pukul 08:00 WITA sampai selesai.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan yaitu tanah, pupuk kandang, benih kacang hijau (Vigna radiate), benih jagung (Zea mays L.), boks perkecambahan, kardus dan kertas label.
Alat yang digunakan yaitu kamera, mistar dan alat tulis menulis.
3.3. Prosedur Kerja
          Untuk melakukan pengujian terhadap pengaruh cahaya terhadap perkecambahan  menggunakan metode dengan prosedur kerja sebagai berikut:
1.      Membersihkan tanah dari berbagai sisa akar, memisahkan bila mengumpal dan homogenkan semuanya.
2.      Mengisi 4 polibag dengan media tanam pasir berhumus yang sudah dihomogenkan sampai sekitar 7 cm dari permukaan atas, lalu siram dengan air hingga basah.
3.      Menanam bibit tersebut masing-masing 5 benih jagung pada 2 polibag dan 5 benih kacang hijau pada 2 polibag dengan diatur jarak tanamnya.
4.      Menyimpan masing-masing satu polibag yang mengandung bibit kacang hijau dan jagung di tempat gelap dan tempat terang serta memeriksa perkecambahan setiap hari.
5.      Mengamati perubahan yang terjadi pad hari kedua serta hindari gangguan hama.
6.      Mengambil serta mengukur tinggi tanaman setelah 10-14 hari setelah tanam dan mendeskripsikan perbedaan kedua jenis tanaman dan perlakuan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Buntoro B.H., Rohlan R Dan Sri T. 2014. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang Dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Temu Putih (Curcuma zedoaria L.). Jurnal Vegetalika. 3(4).

Dwidjo  Seputro.  2009.  Biologi.  Jakarta:  Erlangga.

Herdiana N., Slhaan H. Dan Teten R.S. 2008. Pengaruh Arang Kompos Dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Bibit Kayu Bawang. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 5(3).

Malcome. B. W  Dan Iskandar. 2011.  Fisiologi Tanaman. Bandung: Bumi Aksara.

Riani E Dan Darnas Dana. 2008. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup Dan Kualitas Larva Udang Windu (Penaeus monodon Fab). Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan Dan Perikanan Indonesia. 10(1).

Setijo Pitojo. 2009. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Sri Anggrahini, 2009. Pengaruh Lama Perkecambahan Terhadap Kandungan             Α-Tokoferol Dan Senyawa Proksimat Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Jurnal Agritech. 27(4).

Widiastuti L., Tohari Dan Endang S. 2010. Pengaruh Intensitas Cahaya Dan Kadar Daminosida Terhadap Iklim Mikro Dan Pertumbuhan Tanaman Krisan Dalam Pot. Jurnal Ilmu Pertanian. 11(2).

No comments:

Post a Comment

Tugas PENGANTAR REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN “PENGELOLAAN AIR LIMBAH” PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN JURUSAN ...