LAPORAN
PRAKTIKUM
KESUBURAN
TANAH DAN TEKNIK PEMUPUKAN
“Karakteristik
Berbagai Jenis Pupuk”
Oleh :
IKSAN
SAPUTRA
NIM.
D1B1 17058
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanah sebagai media tumbuh tanaman mempunyai fungsi menyediakan
air, udara dan unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman namun demikian kemampuan
tanah menyediakan unsure hara sangat terbatas. Hal tersebut di atas mendorong manusia
berpikir dan berusaha untuk melestarikan kesuburan tanahnya. Salah satu dari usaha
manusia untuk melestarikan tanahnya adalah dengan penambahan bahan pupuk yang
dikenal dengan istilah pemupukan.
Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organic sebagai
salah satu teknologi alternative untuk menanggulangi persoalan lingkungan sangat
diperlukan. Persoalan besar yang terjadi disebabkan karena pencemaran tanah
yang menyebabkan persediaan unsure hara dalam tanah semakin lama semakin menipis.
Apalagi banyak unsur yang hilang tidak dikembalikan lagi ketanah. Jika hal ini berlangsung
terus-menerus maka tanah akan semakin miskin unsure hara.
Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik yang
mengandung unsure hara tertentu, yang pada umumnya mempunyai kadar unsure hara
yang tinggi. Pupuk buatan mempunyai kelemahan yaitu dapat merusak lingkungan dan
mengandung sedikit unsure mikro. Sedangkan kebaikannya adalah pemakaiannya lebih
mudah dan dapat diberikan pada saat yang tepat.
Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah.
Pertanian akan semakin merosot, hal ini disebabkan
ketimpangan antara pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur
akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan permukaan,
erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian pupuk dan pembenah
akan meningkatkan efektivitas penyediaanhara, serta menjaga mutu tanah agar
tetap berfungsi secara lestari.
Berdasarkan pernyataan di atas maka perlu di adakan kegiatan
pengamatan tentang karakteristik berbagai jenis pupuk untuk dapat mengenal lebih
baik mengenai berbagai macam jenis pupuk yang ada baik pupuk organic maupun anorganik
serta pupuk cair maupun pupuk padat.
B.
Tujuan
Tujuan praktikum kali
ini adalah untuk mengetahui karakteristik berbagai jenis pupuk serta dapat membedakan
antara pupuk yang satu dengan pupuk yang lainnya.
C.
Manfaat
Manfaat yang dapat di
ambil dari praktikum kali ini adalah praktikan dapat mengetahui perbedaan berbagai
macam jenis pupuk yang menjadi bahan praktikum kali ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pupuk
Pupuk adalah sesuatu yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun nonorganik
(mineral). Pupuk berbeda dari suplemen, pupuk mengandung bahan baku yang
diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti
hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke
dalam pupuk khususnya pupuk buatan dapat ditambahkan sejumlah material suplemen
(Nofian, 2009).
Pupuk organic merupakan hasil dekomposisi
bahan-bahan organik yang diurai (dirombak) oleh mikroba, yang hasil akhirnya dapat
menyediakan unsure hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pupuk organic sangat penting artinya sebagai penyangga sifat-fisik,
kimia, dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas
lahan (Ayup, 2010).
Pupuk anorganik atau disebut juga
sebagai pupuk mineral adalah pupuk yang mengandung satu atau lebih senyawa
anorganik. Fungsi utama pupuk anorganik adalah sebagai penambah unsur hara atau
nutrisi tanaman. Dalam aplikasinya, sering dijumpai beberapa kelebihan dan kelemahan
pupuk anorganik. Beberapa manfaat dan keunggulan pupuk anorganik antara lain:
mampu menyediakan hara dalam waktu relatif lebih cepat, menghasilkan nutrisi
tersedia yang siap diserap tanaman, kandungan jumlah nutrisi lebih banyak,
tidak berbau menyengat, praktis dan mudah diaplikasikan. Sedangkan kelemahan
dari pupuk anorganik adalah harga relatif mahal dan mudah larut dan mudah
hilang, menimbulkan polusi pada tanah apabila diberikan dalam dosis yang
tinggi. Unsur yang paling dominan dijumpai dalam pupuk anorganik adalah unsur
N, P, dan K (Dewanto, 2013).
Penggunaan pupuk anorganik yang tak
terkendali menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas kesuburan fisik dan
kimia tanah. Keadaan ini semakin diperparah oleh kegiatan pertanian secara
terus menerus, sedang pengembalian ke tanah pertanian hanya berupa pupuk kimia.
Hal ini mengakibatkan terdegradasinya daya dukung dan kualitas tanah pertanian
sehingga produktivitas lahan semakin menurun. Pupuk anorganik mempunyai
kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat
sedikit atau pun hampir tidak mengandung unsur hara mikro. Kandungan hara dalam
pupuk anorganik terdiri atas unsur hara makro utama yaitu nitrogen, fosfor,
kalium; hara makro sekunder yaitu: sulfur, calsium, magnesium; dan hara mikro
yaitu: tembaga, seng, mangan, molibden, boron, dan kobal (Ayup, 2009).
Pupuk organik merupakan pupuk yang
berasal dari bahan-bahan organik yang diurai (dirombak) oleh mikroba, yang
hasil akhirnya dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bahan-bahan yang termasuk dalam pupuk
organik, antara lain pupuk kandang, kascing, sekam padi, kompos, limbah kota
dan lain sebagainya. Pupuk organik juga sangat penting artinya sebagai penyangga
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
pupuk dan produktivitas lahan, serta sangat bermanfaat bagi peningkatan
produksi pertanian baik kualitas maupun kuatintas, dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik,
biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman (Tosin, 2015).
Beberapa kelebihan pupuk organik
antara lain: (1) Mengubah struktur tanah menjadi lebih baik sehingga
pertumbuhan tanaman juga semakin baik. Saat pupuk dimasukkan ke dalam tanah,
bahan organik pada pupuk akan dirombak oleh mikroorganisme pengurai menjadi
senyawa organik sederhana yang mengisi ruang pori tanah sehingga tanah menjadi
gembur. Pupuk organik juga dapat bertindak sebagai perekat sehingga struktur
menjadi lebih mantap. (2) Meningkatkan daya serap dan daya pegang tanah
terhadap air sehingga tersedia bagi tanaman. Hal ini karena bahan organik mampu
menyerap air dua kali lebih besar dari bobotnya (Rachman, 2008).
Dengan demikian pupuk organik sangat
berperan dalam mengatasi kekeringan air pada musim kering. Memperbaiki
kehidupan organisme tanah. Bahan organik dalam pupuk ini merupakan bahan
makanan utama bagi organisme dalam tanah, seperti cacing, semut, dan mikroorganisme
tanah. Semakin baik kehidupan dalam tanah ini semakin baik pula pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman dan tanah itu sendiri (Supartha, 2012)
B.
Karakteristik
pupuk
Kesuburan tanah adalah suatu keadaan
tanah dimana tata air, udara dan unsure hara dalam keadaan cukup, seimbang dan tersedia
sesuai kebutuhan tanaman. Penggunaan pupuk merupakan suatu kebutuhan bagi tanaman
untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan menjaga keseimbangan hara yang tersedia selama
siklus pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk organic merupakan tindakan pengelolahan
yang diharapkan dapat memperbaiki kesuburan tanah melalui perbaikan sifat
fisik, kimia dan biologi tanah (Simanungkalit, 2011).
Pada dasarnya, sampah organik tidak
hanya bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk padat, tetapi bisa juga dibuat
sebagai pupuk cair. Limbah cair banyak mengandung unsur hara (N.P.K).
Pupuk organik (kompos) cair adalah salah satu produk yang dihasilkan dari
pengolahan sampah. Pupuk Cair adalah Exstrak dari pembusukan sampah organik.
dan dengan meng Exstrak sampah organik tersebut kita bisa mengambil seluruh
Nutriens yang terkandung pada sampah organik tersebut. selain Nutriens kita
juga sekaligus menyerap Mikroorganisme, bakteri, fungi, dan Protozoa dan
Nematodoa (Sri, 2008).
Pupuk cair merupakan pupuk yang
berbentuk cair. Pupuk cair mudah disiapkan dan sangat berguna untuk banyak hal,
termasuk pembenihan, tumbuhan kecil, tanaman buah-buahan dan tanaman besar
lainnya. Ini merupakan suatu cara yang baik untuk membuat pupuk yang kaya akan
unsur hara dari pupuk kandang dan bahan organik lainnya dalam jumlah kecil.
Pupuk cair dapat dengan mudah siramkan pada lahan yang luas (Nugraha, 2010).
Pupuk cair dibuat dalam konsentrasi
yang sangat kuat sehingga perlu dicampur dengan air untuk pemakaiannya. Pupuk dapat
disimpan dan bertahan lama dan bisa digunakan untuk areal yang lebih luas.
Pupuk cair dapat dibuat dalam wadah apapun, dari ember hingga drum. Makin
banyak dibuat, semakin baik. Pupuk ini dapat dibuat dengan bahan apa saja,
selama bahan-bahan itu adalah bahan organik. Pupuk dapat disimpan dimana saja,
asalkan harus terlindung dari matahari dan hujan lebat. Pupuk cair ini
mempunyai banyak manfaat. Mulai dari fungsinya sebagai pupuk, hingga sebagai
aktivator untuk membuat kompos (Hartati, 2014.
Pupuk organik
padat merupakan pupuk tertua karena sebelum abad ke-19 sudah dikenal oleh
petani. Jika ingin menaikkan produksi tanaman, petani menambahkan sisa
tanaman atau kotoran hewan kedalam tanah. Pupuk organik padat yang turun -
temurun telah dipakai petani di Indonesia adalah pupuk organik
konvensional. Pupuk tersebut diperoleh dari sebagian besar kotoran hewan
ternak sejenis mamalia (sapi, kambing, babi dan kuda), unggas (ayam), dan
sebagian dari kompos (Hayati, 2012).
Pupuk organik
padat adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik dengan hasil akhir berbentuk
padat. Pemakaian pupuk organik pada umumnya dengan cara ditaburkan atau
dibenamkan dalam tanah tanpa perlu dilarutkan dalam air. Pupuk organik padat dimasukkan dalam 3
kategori yaitu:
berdasarkan bahan penyusunnya maka pupuk organik merupakan pupuk alam, berdasarkan
cara pemberiannya termasuk dalam pupuk akar karena pemberian haranya melalui
akar dan berdasarkan
kandungan pupuk organik termasuk pupuk majemuk dan pupuk lengkap karena kandungan
haranya lebih dari satu unsur makro (N, P, K) dan unsur mikro seperti Ca, Fe,
dan Mg (Khafifi, 2012).
Pupuk
organik padat adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik dengan hasil akhir
berbentuk padat. Pemakaian pupuk organik pada umumnya dengan cara
ditaburkan atau dibenamkan dalam tanah tanpa perlu dilarutkan dalam air.
Diharapkan petani saat ini menggunakaan pupuk padat organik dalam proses
meningkatkan produktivitasnya baik produktivitas tanah dan produktivitas
komoditas pertanian. Efek pupuk organik biasanya terlihat signifikan pada
penanaman ke-2. Pada penanaman pertama masih belum terlalu berpengaruh. Wajar
jika efek pupuk organik tidak langsung membuat tanaman menjadi subur pada
pemupukan pertama (Nugraha, 2011).
BAB III METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi
Unit Ilmu Tanah, pada hari Sabtu 13 Oktober 2018 pukul 10:00 sampai selesai.
B.
Alat
dan Bahan
Alat yang di gunakan pada
praktikum kali ini adalah alat tulis menulis dan kamera untuk dokumentasi.
Bahan yang digunakan
pada praktikum ini adalah pupuk urea, pupuk KCL, pupuk NPK dan pupuk organic
cair.
C.
Prosedur
Kerja
Prosedur kerja pada praktikum
kali ini adalah:
1. Menyiapkan
yang menjadi alat dan bahan pada praktikum kali ini
2. Mendengarkan
dan memahami penjelasan asisten mengenai praktikum
3. Mengamati
dan mencatat karakteristik berbagai jenis pupuk di table yang tersedia
4.
Mendokumentasikan alat dan bahan untuk
di cantumkan di hasil pengamatan
B.
Pembahasan
Pada praktikum yang kita lakukan pada acara pertama yaitu
mengindentifikasi pupuk, pupuk merupakan bahan yang di berikan pada system
tanaman medium dengan tujuan untuk memperoleh kenaikan hasil yang
setinggi-tingginya baik secara kualitatif maupun kuantitatif. kita dapat mengetahui ataupun mengenal
berbagai jenis pupuk dan mengindentifikasi sifat-sifat pupuk, dan dalam
mengindentifikasi pupuk ini kita dapat menggunakan bahan yaitu seperti : Pupuk
tunggal: Pupuk N (Urea, ZA) pupuk P( SP-36),pupuk K(KCL ,ZK ). Pupuk majemuk: Pupuk phonska, NPK Mutiara,
Dolomite. Pupuk alternative: kompos (pupuk organik)
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan amoniak (NH3)
dengan karbondioksida (CO2) dan bahan dasarnya biasanya dari gas alam.
Kandungan Nitrogen total berkisar antara 45-46%. Urea mempunyai sifat
higroskopis dan pada kelembaban udara 73% urea akan menarik uap air dari udara.
Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap oleh tanaman. Selain
itu, kandungan nitrogen yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada
pertumbuhan awal tanaman. Kekurangannya adalah apabila diberikan kedalam
tanah yang miskin hara, urea akan berubah ke wujud awalnya yaitu amoniak (NH3)
dan karbondioksida (CO2) yang mudah menguap. Fungsi nitrogen bagi tanaman
adalah meningkatkan pertumbuhan tanaman, membuat daun tanaman menjadi
lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh
tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, dan meningkatkan
perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah. Letak pabrik urea yang
ada di Indonesia yaitu
Pupuk SP-36, jenis-jenis pupuk P yang sering digunakan
antara lain : TSP, RP, SP-36. Pupuk SP-36 bisa digunakan sebagai bahan mentah
untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, juga membantu asimilasi dan
pernapasan sekaligus mempercepat pembungaan, pemasakan biji, dan buah. Pada pupuk Dolomit termasuk
pupuk anorganik dengan bentuk tepung dan
memiliki warna putih, Pada pupuk ini memiliki kelarutan
yang agak cepat, higroskopisitasnya tinggi, grade pupuk 0-0-0. Rumus kimianya Ca
Mg (CO3),dan kadar hara (0-0-0 + 20Mg) sifat
fisiologisnya Netral.
Pada pupuk KCL termasuk pupuk anorganik dengan bentuk
kristal dan memiliki warna merah, pada pupuk ini memiliki kelarutan yang cepat,
higroskopisitanya tinggi dengan kadar hara 60% K20 dan sifat fisiologisnya basa. Pupuk
organic berbentuk serbuk menyerupai serbuk kayu berwarna coklat, memiliki
kelarutan yang lambat, higroskopisitasnya rendah dan mengandung
arangsekam,pasir malang,cocopeat,humus,srintil steril,zeolite. Sifat fisiologisnya
asam dengan ph 5. Pada pupuk ZK termasuk
pupuk anorganik yang berbentuk serbuk dengan warna putih, memiliki kelarutan
yang sangat cepat dan higroskopisitasnya tinggi. Mengandung kadar hara 50%
kalium, 18% sulfur dengan sifat fisiologinya asam dan ph 6.
Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari
pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan
dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit.
Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses
pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya
mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua
sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi
tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu.
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk
yang mengandung tiga unsure sekaligus (NPK) disebut pupuk lengkap, contoh dari
pupuk ini adalah pupuk NPK dari jerman yaitu Rustica Yellow dengan rumus kimia NH4 NO3 –
NH4H2 P-O4-KCl dengan kadar unsur
hara 15 % N + 15 % P2O5 + 15 % K2O.
yang sifatnya berupa butiran-butiran berwarna kekuning-kuningan. Pupuk NPK
merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis.
Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam
bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen
) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat
menunjang pertumbuhan tanaman.
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Pada praktikum
yang kita lakukan pada acara pertama yaitu mengindentifikasi pupuk, pupuk
merupakan bahan yang di berikan pada system tanaman medium dengan tujuan untuk
memperoleh kenaikan hasil yang setinggi-tingginya baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
Urea adalah pupuk buatan hasil
persenyawaan amoniak (NH3) dengan karbondioksida (CO2) dan bahan dasarnya
biasanya dari gas alam. Kandungan Nitrogen total berkisar antara 45-46%. Pupuk SP-36,
jenis-jenis pupuk P yang sering digunakan antara lain : TSP, RP, SP-36. Pupuk
SP-36 bisa digunakan sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein
tertentu, juga membantu asimilasi dan pernapasan sekaligus mempercepat
pembungaan, pemasakan biji, dan buah. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung tiga
unsure sekaligus (NPK) disebut pupuk lengkap.
B.
Saran
Saran yang dapat saya berikan pada praktikum ini yaitu hendaknya
kakak asisten bisa menjelaskan kepada
praktikan mengenai prosedur kerja yang akan dilakukan dengan jelas agar
praktikan tidak bingung saat kegiatan praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Dewanto, G. F., Londok, J.J.M.R., Tuturoong,
R.A.V., Dan Kaunang, W. B. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik Dan Organik Terhadap
Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Jurnal Zootek, 23(5):
1-8.
Ayub S.P. 2009. Pupuk Organic Cair
Manfaat Dan Aplikasinya. Agromedia Pustaka. Tanggerang.
Ayup S.P. 2010. Meningkatkan Hasil
Panen Dengan Pupuk Organic. Agromedia Pustaka. Tanggerang.
Tosin M.G. 2015. Pupuk Organic Dan
Pestisida Nabati. Agromedia Pustaka. Tanggerang.
Rachman, A. I., Djuniawati, S., Dan Idris
K. 2008. Pengaruh Bahan Organik Dan NPK Terhadap Serapan Hara Dan Produksi Jagung
Di Inceptisol Ternate. Jurnal Tanah Dan Lingkungan, 10(1):
7-13.
Supartha,
Y. N. I., Wijana, G., Danadnyana, M. G. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk Organik Pada
Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik. Jurnal Agroteknologi, 1(2): 98-106.
Novizan, 2009. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif.
Agromedia. Jakarta.
Simanungkalit
R.D.M. 2011. Aplikasi Pupuk Hayati Dan Pupuk Kimia: Suatu Pendekatan Terpadu. Jurnal
Bulletin Agrobio. 4 (2).
Sri Komarayati. 2008. Karakteristik Pupuk Organik Limbah Padat
Industri Pulp Plus Arang Serbuk Gergaji. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan. 26 (4).
Nugraha dan Yoga M.
(2010). Kajian Penggunaan Pupuk
Organik Dan Jenis Pupuk N Terhadap Kadar N Tanah, Serapan N Dan Hasil Tanaman
Sawi (Brassica Juncea L.) Pada Tanah Litosol Gemolong. Jurnal Penelitian. 1 (4).
Sri Hartati, Jauhari Syamsiah Dan Elen Erniasita.
2014. Imbangan Paitan (Tithonia
Diversifolia) Dan Pupuk Phonska Terhadap Kandungan Logam Berat Cr Pada Tanah
Sawah. Jurnal Sains Tanah Dan
Agroklimatologi. 11 (1).
Hayati Ma., Marliah A., Fajri H. 2012. Pengaruh
Varietas dan Dosis Pupuk Sp-36 Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang
Tanah (Arachis Hypogaea L. ). Jurnal Agrista. 16
(1): 7-13.
Khafifi K.,
Soemarah T., Wiyono. 2011. Tanggapan Beberapa Varietas Kubis (Brassica
Oleracea) Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Majemuk NPK. Agrineça. 11 (2) : 119-135.
No comments:
Post a Comment