LAPORAN
PRATIKUM
BIOKIMIA PERTANIAN
“MOL (MIKRO ORGANISME LOKAL)”
OLEH:
IKSAN SAPUTRA
DIBI 17 058
AGT-D
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
dunia pertanian, istilah pupuk tentunya sudah tidak asing lagi. Pupuk memiliki
peran yang sangat besar dalam menunjang tumbuhnya tanaman. Pupuk
merupakan zat yang fungsinya untuk meningkatkan kesuburan tanaman. Pupuk di
bagi ke dalam 2 macam yaitu pupuk organik
dan pupu anorganik. Pupuk organik
ialah pupuk yang di hasilkan dari sisa-sisa mahluk hidup yang sudah mati, sedangkan pupuk
anorganik ialah pupuk yang di buat dari buatan manusia menggunakan za-zat kimia
buatan. Salah satu pupuk organik
ialah Biomol. Biomol adalah suatu zat yang fungsinya sama seperti pupuk, namun
dalam bentuk cair yang di hasilkan dari sisa-sisa makanan.
Dewasa
ini pupuk merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk
kebutuhan pertanian. Namun pada kenyataannya banyak petani-petani yang masih
banyak menggunakan pupuk-pupuk anorganik karena sifatnya yang mudah didapat dan
harganya murah namun pupuk jenis tersebut dapat berbahaya bagi lingkungan. Pupuk dapat berupa
pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk kimia merupakan pupuk berasal dari
bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada lingkungan dan
menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang
berasal dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan. Pupuk organik dapat berupa
kompos, pupuk hijau, ataupun kotoran ayam. Pupuk organik biasanya berupa zat
padat. Akan tetapi, pupuk organik juga dapat berupa pupuk cair.
Pupuk organik cair (POC) adalah larutan dari
pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan,
dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari
pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak
masalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Salah satu pupuk organik cair adalah MOL (Mikro
Organisme Lokal). Pupuk jenis ini mudah di buatdan dapat mengurangi
jumlah sampah ialah mol. Mol
dibuat dari sisa-sisa makanan rumah tangga,
MOL
terbuat dari larutan dari
hasil fermentasi yang berasal dari sisa-sisa pembusukan yang mudah terurai.
MOL dapat diindikasikan mengandung
zat perangsang tumbuh atau fitohormon
yang berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman seperti hormon Auksin, Giberelin
dan Sitokinin. Larutan MOL menggandung unsur hara makro dan mikro dan
juga menggandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik.
Perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman. Keunggulan
penggunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya, dengan
memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar.
Hasil dari MOL yang dibuat berupa larutan. Larutan MOL
dapat digunakan sebagai dekomposer karena larutan MOL mengandung bakteri yang
berpotensi merombak bahan organik. Akan tetapi Larutan mol juga mengandung
unsur hara mikro dan unsur hara makro. Dengan adanya MOL, maka akan memudahkan petani dalam
menggunakan pupuk cair yang bersifat organik dan murah sehingga penggunaan
pupuk kimia akan berkurang.
Berdasarkan uraian di
atas maka perlu dilakukan praktikum mengenai pembuatan
Mikro Organisme Lokal yang sangat baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan di laksanakannya praktium MOL
(Mikro Oraganisme Lokal) ini adalah untuk mengetahui cara kerja MOL sebagai
strater pada pembuatan pupuk kompos.
Kegunaan yang dapat diambil dari
praktikum ini adalah di harapkan semua praktikan untuk dapat membuat MOL yang
dapat menjadi strater dalam pembuatan pupuk kompos.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman. Zat
makanan (hara) tersebut berupa unsur kimia yang digunakan oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya. Pupuk
di bagi ke dalam 2 macam yaitu pupuk organik
dan pupu anorganik. Pupuk organik
ialah pupuk yang di hasilkan dari sisa-sisa mahluk hidup yang sudah mati, sedangkan pupuk
anorganik ialah pupuk yang di buat dari buatan manusia menggunakan za-zat kimia
buatan. Namun pada kenyataannya banyak petani-petani yang masih banyak
menggunakan pupuk-pupuk anorganik karena sifatnya yang mudah didapat dan
harganya murah namun pupuk jenis tersebut dapat berbahaya bagi lingkungan (Rahayu, 2016).
MOL (Mikro Organisme
Lokal) merupakan pemanfaatan bakteri yang bermanfaat di sekitar yang berguna
sebagai dekomposer. MOL dapat berasal dari hasil pembusukan yang telah
difermentasikan. Semakin busuk dan halus bahan yang difermentasikan maka akan
semakin cepat menjadi MOL. Semua mikroorganisme
yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu
membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang
pada suatu bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun
komposisi kimia, seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan,
pembentukan gas, dan bau asam (Muliyono, 2014).
Dalam pembuatan MOL
yang lebih cepat maka bakteri dalam larutan MOL membutuhkan glukosa, sumber
bakteri, dan karbohidrat. Glukosa
berperan dalam sumber energi dalam mikroba yang bersifat spontan, artinya lebih
mudah untuk dimakan. Sumber
bakteri dalam MOL yang diperoleh berasal dari buah-buahan yang telah busuk.
Bakteri yang tersedia dalam MOL biasanya lebih dari satu jenis bakteri. Jenis
bakteri yang terdapat seperti Pseudomona
sp, Bacillus s, bakteri pelarut pospat, dan Azospirillum sp, dll.
Karbohidrat dalam MOL sangat dibutuhkan oleh bakteri
pengurai yang digunakan sebagai sumber energi (Dadiyanto, 2012).
Larutan
mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar
dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita. Larutan mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur
hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai
perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali
hama dan penyakit tanaman. Peranan
mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai penyuplai nutrisi
juga berperan sebagai komponen
bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi
dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang
telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui
mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, bahkan kontrol
terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Azzamy, 2015).
Peran
MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai
komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal.
Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi
antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba
sesuai kebutuhan tanaman, menjaga stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang
ideal bagi pertumbuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat
menyerang tanaman. Larutan MOL ini dibuat sangat sederhana yaitu dengan
memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan
misalnya sisa-sisa tanaman seperti bonggol pisang, gedebong pisang, buah nanas,
jerami padi, sisa sayuran dan nasi basi, (Hadinata, 2008).
MOL
dapat digunakan langsung disemprotkan ke tanaman dalam meningkatkan kesuburan
tanaman.dan juga dalam meningkatkan kesuburan tanah. Mol dapat langsung
dimanfaatkan tanaman karena sudah berupa larutan. MOL dapat digunakan dalam
proses penguraian pengomposan. Misalnya, pengomposan pupuk kandang ayam dan
pupuk kandang sapi karena MOL mengandung bakteri pengurai di dalam larutannya
(Nisa, 2016).
Adapun
manfaat dari MOL adalah sebagai berikut, menyediakan ketersediaan unsur hara
yang sangat cepat karena udah berupa larutan, dapat disemprotkan langsung oleh
tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan tanaman, dapat digunakan sebagi
dekomposer dalam pengomposan, mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman, mengurangi
penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas tanaman dan dengan adanya
MOL maka buah-buahan yang busuk ataupun yang dapat dimanfaatkan (Sutari, 2016).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan
Lahan 2 Fakultas Pertanian Universitas Halu
Oleo, pada hari Kamis,
tanggal 15 Maret
2018 pukul 15.30 WITA Sampai Selesai.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
ember, botol bekas air mineral ukuran 1600 Ml, pisau atau parang dan saringan.
Bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah gula merah ½ Kg, tempe, ragi tape 2 butir dan air 3 L.
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan ember berisi air 3 L,
2. Mencampur dan menghaluskan semua bahan (tempe, gula
merah, ragi tape) ke dalam ember yang berisi air 3 L sambil mengaduk rata semua
bahan tersebut,
3. Selanjutnya cairan MOL di isi kedalam botol aqua dan
ditutup jangan terlalu rapat,
4. Simpan pada suhu kamar dan jangan terkena matahari
secara langsung,
5. Biarkan selama 1 minggu, MOL siap digunakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini adalah
sebagai berikut:
No
|
Hari
|
Pengamatan
|
|
Warna
|
Aroma
|
||
1
|
Pertama
|
Coklat
|
Wangi
|
2
|
Kedua
|
Coklat kehitaman
|
Wangi
|
3
|
Ketiga
|
Coklat kehitaman
|
Agak busuk
|
4
|
Keempat
|
Coklat kehitaman
|
Agak busuk
|
5
|
Kelima
|
Coklat kehitaman
|
Madu
|
6
|
Keenam
|
|
|
7
|
Ketujuh
|
|
|
B.
Pembahasan
MOL adalah mikroorganisme yang
dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk
organik cair. Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah mudah dan
murah. Petani dapat membuat MOL dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada
disekitarnya. Cara pembuatan MOL mudah, bahan-bahan seperti limbah dapur, keong
mas, urin kelinci, buah maja, bonggol pisang dan sebagainya dihaluskan atau
dicincang kemudian dimasukkan kedalam drum plastik, kemudian dicampur dengan
larutan yang mengandung glukosa seperti air nira, air kelapa atau air gula
sebagai sumber energi, dan dibiarkan selama beberapa hari, dan dapat juga
digunakan sebagai aktivator dalam proses pembuatan kompos.
Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) terbuat
dari bahan-bahan alami, sebagai media hidup dan berkembangnya mikroorganisme
yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan organik. MOL dapat juga
disebut sebagai bioaktivator yang terdiri dari kumpulan mikroorganisme lokal
dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam setempat. MOL dapat berfungsi
sebagai perombak bahan organik dan sebagai pupuk cair melalui proses
fermentasi. Tiga bahan utama dalam pembuatan MOL yaitu glukosa, karbohidrat dan
sumber bakteri.
Hasil
dari praktikum pembuatan MOL ini bahwa MOL sudah jadi karena terjadi perubahan
bau pada MOL tersebut. Pada hari pengamatan pertama MOL berwarna coklat, ini
terjadi karena bahan yang digunakan adalah gula aren yang warnanya kecoklatan.
Aroma dari MOL ini agak wangi dan tidak berbui. Hari kedua MOL sudah mengalami
perubahan warna menjadi coklat kehitaman, mempunyai aroma wangi dan sudah
berbui, mungkin ini terjadi karena adanya proses fermentasi karena adanya bahan
berupa ragi. Permukaan botol MOL terlihat ada pengendapan, ini terjadi karena
berkumpulnya sari-sari tempe dan kandungan gula di bawah permukaan botol.
Hari ketiga pengamatan MOL warnanya masih sama
dengan hari kedua, beraroma agak busuk dan sudah memiliki banyak bui-bui yang
muncul. Bui-bui yang muncul ini karena adanya reaksi kimia didalam botol berupa
fermentasi lanjutan dari hari hari sebelumnya. Hari keempat memiliki warna yang
sama yaitu warna coklat kehitaman dan memiliki aroma seperti pada hari ketiga
yaitu agak busuk. Hari kelima MOL berwarna coklat kehitaman dan memiliki
seperti madu. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena terjadinya perubahan
reaksi yang terjadi di dalam MOL tersebut sehingga mempengaruhi aromanya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
praktikum kali ini bahwa MOL adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai
starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk organik cair. Pada
hasil hasil praktikum, terjadi perubahan warna dan aroma dari coklat biasa
menjadi coklat kehitaman dengan aroma yang berbeda-beda karna reaksi yang
terjadi didalam MOL sangat mempengaruhi aroma MOL.
Adapun manfaat dari MOL adalah sebagai berikut,
menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena udah berupa
larutan, dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui
dedaunan tanaman, dapat digunakan sebagi dekomposer dalam pengomposan,
mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman, mengurangi penggunaan pestisida
yang dapat menurunkan kualitas tanaman dan dengan adanya MOL maka buah-buahan
yang busuk ataupun yang dapat dimanfaatkan
B.
Saran
Adapun
saran yang saya sampaikan dalam praktikum ini khususnya ditujukan kepada
praktikan agar lebih disiplin datang tepat waktu, saya sangat mengharapkan teman-teman dan ini juga dapat menjadi
pelajaran buat saya adalah selalu menyiapkan alat dan bahan dengan tepat dan
benar jangan sampai kita kewalahan di karenakan kekurangan bahan ketika tiba di
lapngan.
Kita sebagai praktikan harus bias menghargai asisten,
karena filosofinya praktikanlah yang
membutuhkan bimbingan asisten untuk menyerap ilmunya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Azzamy. 2015. Pengertian
pupuk, fungsi dan jenis pupuk. https://mitalom.com>pengertian –pupuk.
Diakses Selasa 20 Maret 2018 pukul 18:30 WITA.
Dadiyanto. 2012. Optimum pengomposan
sampah organik rumah tangga kombinasi aktivator
EM4 dan MOL terhadap rasio C/N. Jurnal
Ilmu Lingkungan (2): 70-75.
Hadinata Ivan. 2008. Cara membuat
mikro organisme local. http://ivanhadinata.blogspot.com. Diakses Selasa 20
Maret 2018 pukul 19:00 WITA.
Mulyono. 2014. Membuat MOL
dan Kompos dari Sampah Riumah Tangga. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.
Nisa khalimatu., dkk. 2016.
Memproduksi kompos dan mikro organism local (MOL). Bibit Publisher. Pondok
Gede.
Sri rahayu. 2016.
Efektivitas organisme mikro organisme local (MOL) dalam meningkatkan kualitas
kompos, produksi dan efisiensi pemupukan N,P,K, pada tanaman ubi jalar. Jurnal Agrovains (2): ISSN 1963-5225.
Sutari. 2016. Analisis
kualitas larutan mikro organisme local (MOL) bonggol pisang. Jurnal Agroekoteknologi Tropika (1).
ISSN 2301-6515.
No comments:
Post a Comment