dunia milenial

Saturday, November 17, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN, Pembuatan Pupuk Organik Takakura, Pupuk Organik Cair dab Bokasih


LAPORAN PRATIKUM
BIOKIMIA PERTANIAN
“Pembuatan Pupuk Organik Takakura, Pupuk Organik Cair dan Bokasih”


Oleh :
IKSAN SAPUTRA
DIBI 17 058
AGT-D


         logo UHO Baru.jpg



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pertanian, istilah pupuk tentunya sudah tidak asing lagi. Pupuk memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang tumbuhnya tanaman. Pupuk merupakan zat yang fungsinya untuk meningkatkan kesuburan tanaman. Pupuk di bagi ke dalam 2 macam yaitu pupuk organik dan pupu anorganik. Pupuk organik ialah pupuk yang di hasilkan dari sisa-sisa mahluk hidup yang sudah mati, sedangkan pupuk anorganik ialah pupuk yang di buat dari buatan manusia menggunakan za-zat kimia buatan. Salah satu pupuk organik ialah Biomol. Biomol adalah suatu zat yang fungsinya sama seperti pupuk, namun dalam bentuk cair yang di hasilkan dari sisa-sisa makanan.           
Dewasa ini pupuk merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk kebutuhan pertanian. Namun pada kenyataannya banyak petani-petani yang masih banyak menggunakan pupuk-pupuk anorganik karena sifatnya yang mudah didapat dan harganya murah namun pupuk jenis tersebut dapat berbahaya bagi lingkungan. Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk kimia merupakan pupuk berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada lingkungan dan menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan. Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, ataupun kotoran ayam. Pupuk organik biasanya berupa zat padat. Akan tetapi, pupuk organik juga dapat berupa pupuk cair.
Pupuk organik cair (POC) adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Salah satu pupuk organik cair adalah MOL (Mikro Organisme Lokal). Pupuk jenis ini mudah di buatdan dapat mengurangi jumlah sampah ialah mol. Mol dibuat dari sisa-sisa makanan rumah tangga, MOL terbuat dari larutan dari hasil fermentasi yang berasal dari sisa-sisa pembusukan yang mudah terurai.
MOL dapat diindikasikan mengandung zat perangsang tumbuh atau fitohormon yang berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman seperti hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin.  Larutan MOL menggandung unsur hara makro dan mikro dan juga menggandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik. Perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman. Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar.
Hasil dari MOL yang dibuat berupa larutan. Larutan MOL dapat digunakan sebagai dekomposer karena larutan MOL mengandung bakteri yang berpotensi merombak bahan organik. Akan tetapi Larutan mol juga mengandung unsur hara mikro dan unsur hara makro. Dengan adanya MOL, maka akan memudahkan petani dalam menggunakan pupuk cair yang bersifat organik dan murah sehingga penggunaan pupuk kimia akan berkurang.
Berdasarkan uraian di atas  maka  perlu dilakukan  praktikum mengenai pembuatan  Mikro Organisme Lokal yang sangat baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.

B. Tujuan dan Kegunaan   
            Tujuan di laksanakannya praktium MOL (Mikro Oraganisme Lokal) ini adalah untuk mengetahui cara kerja MOL sebagai strater pada pembuatan pupuk kompos.
            Kegunaan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah di harapkan semua praktikan untuk dapat membuat MOL yang dapat menjadi strater dalam pembuatan pupuk kompos.







II. TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman. Zat makanan (hara) tersebut berupa unsur kimia yang digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya. Pupuk di bagi ke dalam 2 macam yaitu pupuk organik dan pupu anorganik. Pupuk organik ialah pupuk yang di hasilkan dari sisa-sisa mahluk hidup yang sudah mati, sedangkan pupuk anorganik ialah pupuk yang di buat dari buatan manusia menggunakan za-zat kimia buatan. Namun pada kenyataannya banyak petani-petani yang masih banyak menggunakan pupuk-pupuk anorganik karena sifatnya yang mudah didapat dan harganya murah namun pupuk jenis tersebut dapat berbahaya bagi lingkungan (Rahayu, 2016).
MOL (Mikro Organisme Lokal) merupakan pemanfaatan bakteri yang bermanfaat di sekitar yang berguna sebagai dekomposer. MOL dapat berasal dari hasil pembusukan yang telah difermentasikan. Semakin busuk dan halus bahan yang difermentasikan maka akan semakin cepat menjadi MOL. Semua mikroorganisme yang tumbuh pada    bahan-bahan tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme.  Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia, seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan, pembentukan gas, dan bau asam (Muliyono, 2014).
Dalam pembuatan MOL yang lebih cepat maka bakteri dalam larutan MOL membutuhkan glukosa, sumber bakteri, dan karbohidrat. Glukosa berperan dalam sumber energi dalam mikroba yang bersifat spontan, artinya lebih mudah untuk dimakan. Sumber bakteri dalam MOL yang diperoleh berasal dari buah-buahan yang telah busuk. Bakteri yang tersedia dalam MOL biasanya lebih dari satu jenis bakteri. Jenis bakteri yang terdapat seperti Pseudomona sp, Bacillus s, bakteri pelarut pospat, dan Azospirillum sp, dll. Karbohidrat dalam MOL sangat dibutuhkan oleh bakteri pengurai yang digunakan sebagai sumber energi (Dadiyanto, 2012).
Larutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita. Larutan  mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman. Peranan  mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai penyuplai nutrisi juga  berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang  telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Azzamy, 2015).
Peran MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, menjaga stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman. Larutan MOL ini dibuat sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seperti bonggol pisang, gedebong pisang, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran dan nasi basi, (Hadinata, 2008).
MOL dapat digunakan langsung disemprotkan ke tanaman dalam meningkatkan kesuburan tanaman.dan juga dalam meningkatkan kesuburan tanah. Mol dapat langsung dimanfaatkan tanaman karena sudah berupa larutan. MOL dapat digunakan dalam proses penguraian pengomposan. Misalnya, pengomposan pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi karena MOL mengandung bakteri pengurai di dalam larutannya (Nisa, 2016).
Adapun manfaat dari MOL adalah sebagai berikut, menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena udah berupa larutan, dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan tanaman, dapat digunakan sebagi dekomposer dalam pengomposan, mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman, mengurangi penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas tanaman dan dengan adanya MOL maka buah-buahan yang busuk ataupun yang dapat dimanfaatkan (Sutari, 2016).

III. METODE PRAKTIKUM
A.   Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium lapangan percobaan 2, jurusan agroteknologi fakultas pertanian universitas halu oleo. Pada hari Kamis, tanggal 22 Maret 2018, pukul 16.00 Wita sampai selesai.


B.    Alat dan Bahan
            Alat-alat yang digunakan pada praktikum pembuatan pupuk organik takakura seperti sekop/pengaduk, parang/pisau, bantal sekam (jahit dengan kain hitam/kain kasa), kain penutup warna hitam dan keranjang berongga segi empat. pada pembuatan pupuk organik cair seperti drum plastik, saringan, semprotan dan corong. Pada pembuatan pupuk bokasih seperti sarung tangan plastic, sekop dan ember.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik takakura seperti sampah, kompos/pupuk kandang, EM4 botol warna kuning/biomol, kardus bekas dan botol bekas yang sudah dilubangi. Pada pembuatan pupuk organic cair seperti pupuk kandang kotoran sapi, air cucian beras 3 l (aqua besar perorang), mol 2 L dan gula merah cair 0,2 L. pada pembuatan pupuk bokasih seperti arang sekam, pupuk kandang kotoran sapi, serbuk gergaji, sampah daun kering, EM4, gula pasir dan air.

C.    Prosedur Kerja
            Prosedur kerja pada pelaksanaan praktikum ini yaitu :
1.      Pupuk Organik Takakura
Pada pembuatan pupuk organik takakura yaitu:
·   Melapisi keranjang dengan kardus.
·   Meletakkan bantal sekam didasar keranjang, rapikan.
·   Memasukkan kompos sebanyak 1/3 wadah dan ratakan.
·   Mengaduk sampah organik yang sudah dipotong kecil-kecil dan campurkan EM4 untuk mempercepat pengomposan.
·   Memasukkan sampah organik yang sudah dicampur EM4 kedalam keranjang.
·   Menyemprotkan kembali EM4 secukupnya dipermukaan sampah organik.
·   Menutup kembali dengan kompos dan ratakan.
·   Menutup keranjang dengan bantal sekam kain dan penutup keranjang.
·   Meletakkan keranjang pada tempat yang teduh dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
·   Setiap minggu di isi dengan sampah organik/sisa sayuran yang sudah di potong-potong kecil dan di aduk kembali, dilakukan selama 4 minggu
·   Dibiarkan selama 1 bulan dan pupuk siap digunaka/panen.
2.      Pupuk organik cair
Pada pembuatan pupuk organik cair yaitu:
·   Memasukkan Pupuk Kandang kedalam Drum Plastik sebanyak 20 Kg
·   Mencampur air cucian beras 40 L + MOL 2 L + Cairan Gula Merah terus diaduk.
·   Menyemprotkan cairan yang telah dibuat pada pagi hari ± 5 L dan sore ± 5 L dilakukan selama 4 hari.
·   POC kemudian disimpan selama 1 minggu dan siap dipanen/digunakan.
3.      Pupuk bokasih
Pada pembuatan pupuk bokasih yaitu:
·   Menyiapkan tempat untuk fermentasi yang jauh dari air hujan dan terlindung dari sengatan sinar matahari langsung.
·   Menyiapkan air bersih dalam satu wadah kemudian campur dengan gula pasir dan dekomposer EM4 kemudian aduk hingga merata.
·   Membuat campuran pupuk kandang, arang sekam, serbuk gergaji dan sampah daun kering dalam tempat yang telah disiapkan. 
·   Menyiramkan larutan air, gula dan dekomposer kedalam bahan secara merata. Untuk penyiraman yang baik siram sedikit demi sedikit air dan sambil diaduk hingga merata. Campuran yang baik, bahan tidak mengeluarkan air apabila dikepal dan tidak mudah hancur bila dilepaskan. Dengan kelembaban sekitar 30 %.
·   Menutup campuran yang telah dibuat menggunakan menggunakan terpal. Diamkan fermentasi antara 1 - 2 minggu sambil menjaga suhu sekitar 450C. Apabila suhu melebihi 450C lakukan pengadukan agar suhu kembali turun kemudian tutup kembali seperti semula. Suhu tidak boleh terlalu panas karena apabila terlalu panas malah akan mengakibatkan bokashi rusak akibat pembusukan. Apabila bokashi busuk tidak akan diperoleh hasil yang baik dan bila tetap digunakan justru akan menimbukkan penyakit bagi tanaman.
                                                                                       

















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
No
Hari

Pengamatan
Warna
Aroma
1
Pertama
Coklat
Wangi
2
Kedua
Coklat kehitaman
Wangi
3
Ketiga
Coklat kehitaman
Agak busuk
4
Keempat
Coklat kehitaman
Agak busuk
5
Kelima
Coklat kehitaman
Madu
6
Keenam


7
Ketujuh



B. Pembahasan
      MOL adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk organik cair. Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah mudah dan murah. Petani dapat membuat MOL dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitarnya. Cara pembuatan MOL mudah, bahan-bahan seperti limbah dapur, keong mas, urin kelinci, buah maja, bonggol pisang dan sebagainya dihaluskan atau dicincang kemudian dimasukkan kedalam drum plastik, kemudian dicampur dengan larutan yang mengandung glukosa seperti air nira, air kelapa atau air gula sebagai sumber energi, dan dibiarkan selama beberapa hari, dan dapat juga digunakan sebagai aktivator dalam proses pembuatan kompos.
      Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) terbuat dari bahan-bahan alami, sebagai media hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan organik. MOL dapat juga disebut sebagai bioaktivator yang terdiri dari kumpulan mikroorganisme lokal dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam setempat. MOL dapat berfungsi sebagai perombak bahan organik dan sebagai pupuk cair melalui proses fermentasi. Tiga bahan utama dalam pembuatan MOL yaitu glukosa, karbohidrat dan sumber bakteri.
      Hasil dari praktikum pembuatan MOL ini bahwa MOL sudah jadi karena terjadi perubahan bau pada MOL tersebut. Pada hari pengamatan pertama MOL berwarna coklat, ini terjadi karena bahan yang digunakan adalah gula aren yang warnanya kecoklatan. Aroma dari MOL ini agak wangi dan tidak berbui. Hari kedua MOL sudah mengalami perubahan warna menjadi coklat kehitaman, mempunyai aroma wangi dan sudah berbui, mungkin ini terjadi karena adanya proses fermentasi karena adanya bahan berupa ragi. Permukaan botol MOL terlihat ada pengendapan, ini terjadi karena berkumpulnya sari-sari tempe dan kandungan gula di bawah permukaan botol.
       Hari ketiga pengamatan MOL warnanya masih sama dengan hari kedua, beraroma agak busuk dan sudah memiliki banyak bui-bui yang muncul. Bui-bui yang muncul ini karena adanya reaksi kimia didalam botol berupa fermentasi lanjutan dari hari hari sebelumnya. Hari keempat memiliki warna yang sama yaitu warna coklat kehitaman dan memiliki aroma seperti pada hari ketiga yaitu agak busuk. Hari kelima MOL berwarna coklat kehitaman dan memiliki seperti madu. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena terjadinya perubahan reaksi yang terjadi di dalam MOL tersebut sehingga mempengaruhi aromanya.


                                                                                               
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini bahwa MOL adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk organik cair. Pada hasil hasil praktikum, terjadi perubahan warna dan aroma dari coklat biasa menjadi coklat kehitaman dengan aroma yang berbeda-beda karna reaksi yang terjadi didalam MOL sangat mempengaruhi aroma MOL.
Adapun manfaat dari MOL adalah sebagai berikut, menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena udah berupa larutan, dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan tanaman, dapat digunakan sebagi dekomposer dalam pengomposan, mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman, mengurangi penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas tanaman dan dengan adanya MOL maka buah-buahan yang busuk ataupun yang dapat dimanfaatkan

B. Saran
Adapun saran yang saya sampaikan dalam praktikum ini khususnya ditujukan kepada praktikan agar lebih disiplin datang tepat waktu, saya sangat mengharapkan teman-teman dan ini juga dapat menjadi pelajaran buat saya adalah selalu menyiapkan alat dan bahan dengan tepat dan benar jangan sampai kita kewalahan di karenakan kekurangan bahan ketika tiba di lapngan. Kita sebagai praktikan harus bias menghargai asisten, karena filosofinya praktikanlah yang membutuhkan bimbingan asisten untuk menyerap ilmunya dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA
Azzamy. 2015. Pengertian pupuk, fungsi dan jenis pupuk. https://mitalom.com>pengertian –pupuk. Diakses Selasa 20 Maret 2018 pukul 18:30 WITA.

Dadiyanto. 2012. Optimum pengomposan sampah organik rumah tangga  kombinasi aktivator EM4 dan MOL terhadap rasio C/N. Jurnal Ilmu Lingkungan (2): 70-75.

Hadinata Ivan. 2008. Cara membuat mikro organisme local. http://ivanhadinata.blogspot.com. Diakses Selasa 20 Maret 2018 pukul 19:00 WITA.

Mulyono. 2014. Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Riumah Tangga. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.

Nisa khalimatu., dkk. 2016. Memproduksi kompos dan mikro organism local (MOL). Bibit Publisher. Pondok Gede.

Sri rahayu. 2016. Efektivitas organisme mikro organisme local (MOL) dalam meningkatkan kualitas kompos, produksi dan efisiensi pemupukan N,P,K, pada tanaman ubi jalar. Jurnal Agrovains (2): ISSN 1963-5225.

Sutari. 2016. Analisis kualitas larutan mikro organisme local (MOL) bonggol pisang. Jurnal Agroekoteknologi Tropika (1). ISSN 2301-6515.









No comments:

Post a Comment

Tugas PENGANTAR REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN “PENGELOLAAN AIR LIMBAH” PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN JURUSAN ...