dunia milenial

Saturday, November 17, 2018

MAKALAH DASAR-DASAR AGRONOMI, Pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal Berbahan Dasar Nasi Basi)


MAKALAH
DASAR-DASAR AGRONOMI
“PEMBUATAN MOL (MIKRO ORGANISME LOKAL) DENGAN BAHAN DASAR NASI BASI”


OLEH:
IKSAN SAPUTRA
DIBI 17 058
AGT-D




         logo UHO Baru.jpg




JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR

          Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya-Nya yang tiada terhingga, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembuatan Mikroorganisme Local (MOL) Berbahan Dasar Nasi Basidengan baik.
          Saya sebagai penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca khususnya bagi para mahasiswa Fakultas Pertanian dalam mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu demi kesempuranaan, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik.



Kendari, 07 April 2018


Penyusun








I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pertanian, istilah pupuk tentunya sudah tidak asing lagi. Pupuk memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang tumbuhnya tanaman. Pupuk merupakan zat yang fungsinya untuk meningkatkan kesuburan tanaman. Pupuk di bagi ke dalam 2 macam yaitu pupuk organik dan pupu anorganik. Pupuk organik ialah pupuk yang di hasilkan dari sisa-sisa mahluk hidup yang sudah mati, sedangkan pupuk anorganik ialah pupuk yang di buat dari buatan manusia menggunakan za-zat kimia buatan. Salah satu pupuk organik ialah Biomol. Biomol adalah suatu zat yang fungsinya sama seperti pupuk, namun dalam bentuk cair yang di hasilkan dari sisa-sisa makanan.           
Dewasa ini pupuk merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk kebutuhan pertanian. Namun pada kenyataannya banyak petani-petani yang masih banyak menggunakan pupuk-pupuk anorganik karena sifatnya yang mudah didapat dan harganya murah namun pupuk jenis tersebut dapat berbahaya bagi lingkungan. Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk kimia merupakan pupuk berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada lingkungan dan menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan. Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, ataupun kotoran ayam. Pupuk organik biasanya berupa zat padat. Akan tetapi, pupuk organik juga dapat berupa pupuk cair.
Bahan organik memiliki peranan penting sebagai sumber karbon, dalam pengertian luas sebagai sumber pakan, dan juga sebagai sumber energi untuk mendukung kehidupan dan berkembangbiaknya berbagai jenis mikroba tanah.  Penurunan kandungan bahan organik tanah menyebabkan mikroba dalam tanah mengalami defisiensi karbon sebagai pakan sehingga perkembangan populasidan aktivitasnya terhambat.  Hal ini mengakibatkan proses mineralisasi hara menjadi unsur yang tersedia bagi tanaman akan terhambat. 
Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang ramah lingkungan yang bersifat hukum pengembalian (low of return) yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanian maupun ternakyang selanjutnya bertujuan untuk memenuhi makanan pada tanah yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah.  Limbah organik seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak tidak bisa langsung diberikan ke tanaman.  Limbah organik harus dihancurkan/dikomposkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang dapat diserap oleh tamanan. 
Saat ini telah banyak mikroba pengompos komersil yang ada di pasaran tetapi masih mengalami tantangan dalam pengembangannya ditingkat petani dalam hal efektivitas dan efisiensi dekomposer yang digunakan terkait dengan mutu yang dihasilkan, biaya dan tingkat kemudahan aplikasinya.   Pemanfaatan Mikroorganisme Lokal (MOL) yang mempunyai keuntungan dari segi biaya yang relatif murah dan kemudahan aplikasinya merupakan pilihan yang telah diterapkan oleh beberapa petani di beberapa daerah.  Selain sebagai dekomposer, MOL juga digunakan sebagai pupuk dan pestisida hayati yang dapat diaplikasikan langsung ke tanaman.

B. Rumusan Masalah
1.            Apa Pengertian mikroorganisme lokal (MOL)?
2.            Bagaimana Peluang pengembangan pertanian organik di Indonesia?
3.            Bagaimana Peran dan keuntungan penggunaan MOL?
4.            Bagaimana Cara membuat MOL?
5.            Bagaimana Cara Memperbanyak MOL?

C. Tujuan
1.       Mengetahui pengertian mikroorganisme local (MOL).
2.       Mengetahui Bagaimana Peluang pengembangan pertanian organik di Indonesia.
3.       Mengetahui bagaimana peran dan keuntungan penggunaan MOL.
4.       Mengetahui bagaimana cara membuat MOL.
5.       Mengetahui Bagaimana Cara Memperbanyak MOL.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman. Zat makanan (hara) tersebut berupa unsur kimia yang digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya. Pupuk di bagi ke dalam 2 macam yaitu pupuk organik dan pupu anorganik. Pupuk organik ialah pupuk yang di hasilkan dari sisa-sisa mahluk hidup yang sudah mati, sedangkan pupuk anorganik ialah pupuk yang di buat dari buatan manusia menggunakan za-zat kimia buatan. Namun pada kenyataannya banyak petani-petani yang masih banyak menggunakan pupuk-pupuk anorganik karena sifatnya yang mudah didapat dan harganya murah namun pupuk jenis tersebut dapat berbahaya bagi lingkungan (Rahayu, 2016).
MOL (Mikro Organisme Lokal) merupakan pemanfaatan bakteri yang bermanfaat di sekitar yang berguna sebagai dekomposer. MOL dapat berasal dari hasil pembusukan yang telah difermentasikan. Semakin busuk dan halus bahan yang difermentasikan maka akan semakin cepat menjadi MOL. Semua mikroorganisme yang tumbuh pada    bahan-bahan tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme.  Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia, seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan, pembentukan gas, dan bau asam (Muliyono, 2014).
Dalam pembuatan MOL yang lebih cepat maka bakteri dalam larutan MOL membutuhkan glukosa, sumber bakteri, dan karbohidrat. Glukosa berperan dalam sumber energi dalam mikroba yang bersifat spontan, artinya lebih mudah untuk dimakan. Sumber bakteri dalam MOL yang diperoleh berasal dari buah-buahan yang telah busuk. Bakteri yang tersedia dalam MOL biasanya lebih dari satu jenis bakteri. Jenis bakteri yang terdapat seperti Pseudomona sp, Bacillus s, bakteri pelarut pospat, dan Azospirillum sp, dll. Karbohidrat dalam MOL sangat dibutuhkan oleh bakteri pengurai yang digunakan sebagai sumber energi (Rahayu, 2016).
Larutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita. Larutan  mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman. Peranan  mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai penyuplai nutrisi juga  berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang  telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Nisa, 2016).
Peran MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, menjaga stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman. Larutan MOL ini dibuat sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seperti bonggol pisang, gedebong pisang, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran dan nasi basi, (Hadinata, 2008).
MOL dapat digunakan langsung disemprotkan ke tanaman dalam meningkatkan kesuburan tanaman.dan juga dalam meningkatkan kesuburan tanah. Mol dapat langsung dimanfaatkan tanaman karena sudah berupa larutan. MOL dapat digunakan dalam proses penguraian pengomposan. Misalnya, pengomposan pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi karena MOL mengandung bakteri pengurai di dalam larutannya (Nisa, 2016).
Adapun manfaat dari MOL adalah sebagai berikut, menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena udah berupa larutan, dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan tanaman, dapat digunakan sebagi dekomposer dalam pengomposan, mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman, mengurangi penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas tanaman dan dengan adanya MOL maka buah-buahan yang busuk ataupun yang dapat dimanfaatkan (Sutari, 2016).

IV. PEMBAHASAN
A.    Pengertian Mikro Organisme Lokal (MOL)
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dengan kemampuan sangat penting dalam kelangsungan daur hidup biota di dalam biosfer.Mikroorganisme mampu melaksanakan kegiatan atau reaksi biokimia untuk melangsungkan perkembangbiakan sel. Mikroorganisme digolongkan ke dalam golongan protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan algae. Mikroorganisme menguraikan bahan organik dansisa–sisa jasad hidup menjadi unsur-unsur yang lebih sederhan. Mikroorganisme mempunyai fungsi sebagai agen  proses biokimia dalam pengubahan  senyawa organik menjadi senyawa anorganik yang berasal dari sisa tanaman dan hewan.
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair.  Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme.  Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal.  Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong, nasi basi, dan urin sapi.
Semua mikroorganisme yang tumbuh pada    bahan-bahan tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme.  Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia, seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan, kekeruhan, pembentukan gas, dan bau asam.
Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumberdaya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pendekomposer pupuk hayati dan sebagai pestisida organic terutama sebagai fungisida. Salah satu activator yang cukup murah adalah larutan MOL (Mikro Organisme Lokal). Tiga bahan utama dalam larutan MOL:
1.    Karbohidrat.
Bahan ini dibutuhkan bakteri/ mikroorganisme sebagai sumber energi. Untuk menyediakan karbohidrat bagi mikroorganisme bisa diperoleh dari air cucian beras, nasi bekas/ nasi basi, singkong, kentang, gandum, dedak/ bekatul dll
2.    Glukosa.
Bahan ini juga sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan mereka). Glukosa bisa didapat dari gula pasir, gula merah, molases, air gula, air kelapa, air nira dll
3.    Sumber Bakteri (mikroorganisme lokal).
Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman antara lain buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas, nasi, rebung bambu, bonggol pisang, urine kelinci, pucuk daun labu, tapai singkong dan buah maja. Biasaya dalam MOL tidak hanya mengandung 1 jenis mikroorganisme tetapi beberapa mikroorganisme diantaranya Rhizobium sp, Azospirillium sp, Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut phospat.

   B. Peluang pengembangan pertanian organik di Indonesia
Di Indonesia, setiap tahunnya lebih dari 165 juta ton bahan organik dihasilkan dari limbah panen tanaman pangan dan hortikultura, namun potensi tersebut pada umumnya belum terkelola dengan baik.  Di lain pihak, kandungan bahan organik dalam tanah pertanian saat ini rendah, rata-rata kurang dari 2 %. Umumnya bahan organik yang dihasilkan dari limbah pertanian dialihkan oleh petani untuk berbagai penggunaan lain yang seyogianya dikembalikan ke tanah sebagai pupuk organik.
Pilihan untuk menerapkan pertanian organik telah disadari oleh beberapa kalangan untuk meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman tanpa mengabaikan prinsip enviromental sustainability.  Berbagai pemikiran tentang pertanian organik yang dipahami masyarakat.
Pertanian organik dipahami sebagai teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tetapi jika melihat kondisi saat ini yang menuntut peningkatan produktivitas dan kemampuan tanah menyediakan hara maka terdapat pemikiran bahwa pertanian organik (dan penggunaan pupuk organik) juga merupakan sistem pertanian yang menggunakan bahan organik sebagai salah satu masukan yang berfungsi sebagai pembenah tanah dan suplemen pupuk buatan (kimia anorganik). Pestisida dan herbisida digunakan secara selektif dan rasional atau menggunakan biopestisida.  Landasan prinsipilnya adalah sistem pertanian modern, mengutamakan produktivitas, efisiensi produksi, serta keamanan dan kelestarian lingkungan dan sumber daya. 

C.    Peran dan keuntungan penggunaan MOL
  Larutan  MOL  dibuat sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seperti bonggol pisang, gedebong pisang, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain.
Keunggulan utama penggunaan MOL adalah murah bahkan tanpa biaya,   selain itu ada beberapa keuntungan  :
  • Mendukung pertanian ramah lingkungan
  • Dapat mengatasi permasalahan pencemaran limbah pertanian dan limbah rumah tangga
  • Pembuatan serta aplikasinya mudah dilakukan
  • Mengandung unsur kompleks dan mikroba yang bermanfaat dalam produk pupuk dan dekomposer organik yang dihasilkan.
  • Memperkaya keanekaragaman biota tanah
  • Memperbaiki kualitas tanah dan tanaman
 D. Cara membuat mol dari nasi basi
1. Siapkan nasi untuk ‘dijamurkan’
Caranya, ambil nasi sisa yang memang sudah basi atau tidak dimakan lagi kira-kira satu mangkok kecil atau secukupnya, lalu letakkan dalam wadah dan biarkan nasi tersebut basi sampai muncul jamur berwarna orange. Kalau bisa nasi diletakkan di tempat terbuka tapi jangan sampai kering.
2. Campurkan dengan larutan gula
Mikro organisme tentu membutuhkan makanan untuk perkembangannya. Maka kali ini yang kita gunakan adalah gula. Larutkan 1 liter air dengan 5 sendok makan gula pasir. Setelah itu, masukkan larutan gula ini ke mangkok yang berisi nasi berjamur tadi, aduk sampai tercampur semua, diremas-remas kalau perlu supaya halus (sebaiknya pakai sarung tangan).
3. Diamkan sampai bau tape
Campuran nasi berjamur dan larutan gula tersebut didiamkan selama seminggu atau lebih, sampai campuran tersebut berbau tape. Kalau sudah berbau seperti tape, tandanya mol sudah siap panen dan dipakai.
4. Pemakaian dan penyimpanan
Agar mudah menggunakannya, MOL yang siap panen tersebut dimasukkan dalam botol air mineral. Kalau untuk disiram ke media, tidak perlu disaring, langsung pakai saja. Tapi kalau untuk disemprot ke tanaman, bisa disaring.

E.     Cara Memperbanyak MOL
Daripada membuat MOL berulang-ulang, lebih baik memperbanyaknya. Caranya:
1.         Bagi dua MOL ke dalam 2 wadah. Misalnya jika kita punya 1 botol MOL
2.         Bagi dua ke botol kedua, separuh-separuh.
3.         Lalu tambahkan air sampai hampir penuh.
4.         Masukkan gula pasir sesuai takaran di atas.
5.         Beberapa hari kemudian akan terlihat cairan MOL di dalam botol menjadi lebih pekat, itu tandanya MOL sudah beranak-pinak.
6.         Lakukan cara yang sama untuk membuat MOL di botol-botol berikutnya.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah kali ini bahwa. MOL (Mikro Organisme Lokal) merupakan pemanfaatan bakteri yang bermanfaat di sekitar yang berguna sebagai dekomposer. MOL dapat berasal dari hasil pembusukan yang telah difermentasikan. Semakin busuk dan halus bahan yang difermentasikan maka akan semakin cepat menjadi MOL. Semua mikroorganisme yang tumbuh pada    bahan-bahan tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme.  Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia, seperti adanya perubahan warna, pembentukan endapan, pembentukan gas, dan bau asam
Adapun manfaat dari MOL adalah sebagai berikut, menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena udah berupa larutan, dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan tanaman, dapat digunakan sebagi dekomposer dalam pengomposan, mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman, mengurangi penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas tanaman dan dengan adanya MOL maka buah-buahan yang busuk ataupun yang dapat dimanfaatkan

B. Saran
Adapun saran yang saya sampaikan dalam makalah untuk menyimpan MOL sebaiknya diberi lubang udara sedikit supaya oksigen tetap mengalir, Karena di simpan di botol air mineral, perlu dilubangi sedikit tutupnya agar mempermudah membuka dan menutup dan juga jangan lupa ditambahkan sedikit gula pasir sebagai makanannya.



DAFTAR PUSTAKA

Hadinata Ivan. 2008. Cara membuat mikro organisme local. http://ivanhadinata.blogspot.com. Diakses Kamis 05 April 2018 pukul 19:00 WITA.

Mulyono. 2014. Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Riumah Tangga. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.

Nisa khalimatu., dkk. 2016. Memproduksi kompos dan mikro organism local (MOL). Bibit Publisher. Pondok Gede.

Sri rahayu. 2016. Efektivitas organisme mikro organisme local (MOL) dalam meningkatkan kualitas kompos, produksi dan efisiensi pemupukan N,P,K, pada tanaman ubi jalar. Jurnal Agrovains (2): ISSN 1963-5225.

Sutari. 2016. Analisis kualitas larutan mikro organisme local (MOL) bonggol pisang. Jurnal Agroekoteknologi Tropika (1). ISSN 2301-6515.










No comments:

Post a Comment

Tugas PENGANTAR REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN “PENGELOLAAN AIR LIMBAH” PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN JURUSAN ...