dunia milenial

Saturday, November 17, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI, Morfologi Daun


LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM BOTANI
“Morfologi Daun”
















Oleh :
IKSAN SAPUTRA
D1B1 17 058




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus) dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning) dan antosianin (berwarna merah, biru atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
Daun tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ukuran dan beragam sifat lainnya. Daun tumbuhan sangatlah beragam maka kita perlu membedakan mana daun majemuk dan daun tunggal, oleh karena itu perlu kita melakukan praktikum ini agar kita bisa mengetahui berbagai macam bentuk daun.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah memberi pengalaman kepada praktikan dalam melakukan pengamatan terhadap bermacam tipe daun tunggal dan daun majemuk. Memberi kemampuan kepada praktikan untuk mendeskripsikan bermacam tipe daun tunggal dan daun majemuk. Serta mengenal susunan daun majemuk dan bermacam-macam duduk daun.
Kegunaan praktikum ini adalah memberi keterampilan dalam melakukan pengamatan terhadap bermacam tipe daun tunggal dan daun majemuk. Memberi kemampuan untuk mendeskripsikan berbagai macam tipe daun tunggal dan daun majemuk. Serta untuk mengenal susunan daun tunggal dan daun majemuk dan berbagai macam bentuk duduk daun.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
  Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat dijumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar atau jaringan tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga karang). Parenkim palisade terdiri atas sel–sel yang memanjang di sel–sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung (Saktiyono, 2004).
            Daun terbentuk pada meristem apeks batang didekat bagian yang terujung. Pembentukan daun dimulai dengan pembelahan perinklinal sekelompok, sedibagian sisi meristem apeks. Pembelahan awal  umumnya terjadi pada lapisan-lapisan sel dibawah permukaan, walaupun pada tumbuhan tertentu pembelahan dimulai dari sel lapis terluar dan beberapa lapis dibawahnya. Sementara pembelahan diatas berlangsungmeristem apeks terus berkembang, sehingga menjadi lebih tinggi. Setelah mencapai tinggi tertentu, disisi lain terjadi pembelahan periklinal yang serupa. Perkembangan kelompok sel tersebut membentuk tonjolan-tonjolan, bakal primodium daun. Letak bakal-bakal daun tersebut mengikuti pola tata letak daun (filotaksis) tumbuhan yang bersangkutan. Pada tumbuhan dikotil tonjolan bakal daun tersebut biasanya berbentuk pasak, sedangkan pada monokotil menempati keliling batang cukup panjang dan pada dikotil pangkal tersebut sempit (Sumeru, 2004).
            Tersebar (folia sparsa) jika pada setiap buku didapatkan satu daun. Tumbuhan dengan susunan diatas, dapat terlihat berjejal seolah-olah terdapat ketinggian yang sama. Kedudukan daun tersebut dinamakan roset (rasula) yang disebabkan karena ruas batang pada bagian batang tersebut sangat pendek. Roset dapat dibedakan antara lain (Muzayyinah, 2008).
            Pecahan  menunjukkan: satu kali mengelilingi batang, menjumpai tiga daun, tiga ortostik, sudut devergensi 120°. Tata letak daun dengan susunan semacam ini disebut tristik. Tata letak daun pada tumbuhan dengan artostik yang lebih banyak biasanya disebut daun spiral atau daun tersebar. Bagaimana mengenai angka pembilanganya. Hal tersebut dapat dilihat pada susunan atau deret(Tjitrosoepomo, 2007).
         Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Diamati preparat irisan melintang daun, maka akan dijumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim dan jaringan pengangkut (Sugiyono, 2009).
Morfologi dari daun sirsak adalah berbentuk bulat dan panjang, dengan bentuk daun menyirip dengan ujung daun meruncing, permukaan daun mengkilap, serta berwarna hijau muda sampai hijau tua. Terdapat banyak putik di dalam satu bunga sehingga diberi nama bunga berpistil majemuk. Sebagian bunga terdapat dalam lingkaran dan sebagian lagi membentuk spiral atau terpencar, tersusun secara hemisiklis. Mahkota bunga yang berjumlah 6 separum yang terdiri dari dua lingkaran, bentuknya hampir segitiga, tebal dan kaku, berwarna kuning keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya. Bunga umumnya keluar dari ketiak daun, cabang, ranting atau pohon bentuknya sempurna (hermaprodit) (Sunarjono, 2005).

BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu
            Praktikan morfologi daun ini dilaksanakan di Labolatorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo pada hari Kamis tanggal 09 November  pada pukul 13.00 WITA sampai selesai.
3.2. Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah buku catatan praktek, buku gambar ukuran A4, pensil, silet, fulpen, peruncing dan penghapus.
            Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu: daun pisang (Musa paradisica L.), daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L.), daun kapuk randu (Ceiba petandra Gaertz), daun jambu biji (Psidium guayavaL.), daun sirih (Piper ningrum L.), daun jagung (Zea mays L.), daun terung (Solanum mongolena L.), daun keluwih (Artocarpus communis), daun jarak (Ricinus  communisL.), daun belimbing wuluh (Averchoa bilimbi.), daun sikejut (Mimosa pudica L.), daun kelor (Moringa oleifera Lamk) dan daun asam (Tamarindus indica L.).
3.3. Prosedur Kerja
                                                                                                     





BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan

            Hasil pengamatan pada praktikum morfologi daun ini dapat dilihat pada tabel berikut:
daun tumbuhan
Gambar daun tumbuhan
Keterangan
Daun pisang (Musa paradisica L.)


1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinnensis L.)

1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun kapuk randu (Ceiba petandra gaertz)


1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun jambu biji (Psidium guajava L.)


1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun sirih (Piper ningrum  L.)


1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun jagung (Zea mays L.)

1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun terung (Solanum mongolena L.)

1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun keluwi (Artocapsus communis)

1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun jarak (Ricinicus communis L.)

1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun belimbing wuluh (Averchae bilimbi).

1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun sikejut (Mimosa pudica L.)

1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun kelor (Tamarindus indica L.)

1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun
Daun asam (Tamarindus indica L.)

1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Helai daun
4.      Ujung daun
5.      Tulang daun
6.      Tepi daun
7.      Permukaan daun


4.2. Pembahasan
            Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan dalam menjalankan proses fisiologi dan biokimia untuk memproduksi biomassa sebagai sumber energi bagi organisme lainnya termasuk manusia. Adapun fungsi daun adalah sebagai berikut.Tempat terjadinya fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis dijaringan parenkim palisade. Sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang berfungsi sebagai organ.Tempat terjadinya transpirasi.Tempat terjadinya gutasi dan Alat perkembangbiakkan vegetatif. Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun).
Pisang (Musa paradisica L) merupakan salah satu tumbuhan berdaun tunggal dengan bangun daun (circumoriptio) bundar memanjang, ujung daun (apex) meruncing, pertulangan daun (nervati) bertulang sejajar, tepi daun (margo) berbentuk rata, daging daun tipis dan permukaan helaian daunnya licin. Pada daun pisang terdapat pelepah daun.
kapuk randu (Ceiba petandra gaertz) adalah salah satu tumbuhan yang berdaun majemuk menjari beranak daun tujuh atau septemfoliolatus karena pada ujung ibu tangkai terdapat tujuh anak daun. Tanaman ini pula memiliki sifat daun yaitu bangun daunya atau circumscriptio berbentuk memanjang atau oblongu. Daging daun atau interveniumnya bersifat seperti kertas atau papyraceus yaitu tipis tetapi cukup tegar. Susunan tulang-tulang atau nervatio nya berbentuk bertulang menyirip atau penninervis. Tepi daun atau margo folii nya berbentuk rata atau integer. Ujung daun atau apex folii nya bersifat meruncing atau acuminatus yaitu pada ujung yang runcing. Pangkal daun atau basis folii nya berbentuk meruncing pula atau acuminatus. Permukaan daunnya bersifat licin suram atau laevis opacus. Sedangkan pada duduk daunnya tersebar atau folia sparsa yaitu tata letak daun tersebar mengikuti rumus 3/8 yang memisahkan tata letak daun tersebut.
Daun sikejut (Mimosa pudica L) adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh.Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun putri malu tidak peduli darimana arah datangnya sentuhan.Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit.Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya.
Daun jambu biji (Psidium guajava) termasuk daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja dan disebut daun bertangkai. Daun jambu biji memiliki letak bagian terlebarnya berada ditengah-tengah dan memiliki daun jorong. Jambu biji memiliki ujung daun yang tumpul, tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang. Tetapi terpisah oleh pangkal dari daun maka pangkal daun jambu biji adalah tumpul. Daun jambu biji memiliki pertumbuhan daun yang menyirip yang mana daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pankal ke ujung daun dan merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang kesamping, sehingga susunannya mengingatkan kita pada sirip ikan. Daun jambu biji meiliki tepi daun yang rata.
Daun belimbing wuluh (Averhcoa bilimbi) termasuk kedalam jenis daun majemuk dan termasuk kedalam golongan daun tidak sempurna karena tidak memiliki bagian daun yang lengkap. Permukaan atas daun belimbing hijau tua dan memiliki tepi daun yang rata. Daging daun belimbing seperti kertas dan lumayan tipis (paprraceus) dan susunan tulang daunnya menyirip. Ujung daun belimbing meruncing dan pangkal daunnya membulat.
Daun jagung (Zea mays L) adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Daun kelor (Moringa oleifera lamk) merupakan tanaman yang berdaun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna karena masih ada anak daun yang duduk pada ibu tangkai. Tumbuhan ini dikatakan majemuk karena terdapat beberapa tangkai cabang dan tiap cabangnya terdiri dari satu atau lebih helaian daun, dikatakan menyirip karena anak daunnya berada disebelah kanan dan kiri ibu tangkai daun sehingga tersusun seperti sirip ikan, di katakan gasal karena terdapat anak daun yang menutupi ujung ibu tangkainya, dan dikatakan rangkap tiga tidak sempurna karena memiliki lagi cabang-cabang yang terbagi tiga dan pada tiap tangkai ada anak daun lagi.
Daun jarak (Ricinicus communis L) digolongkan ke dalam daun bangun perisai karena tergolong daun bulat dan tangkai daun tidak tertanam pada pangkal daun,tetapi tangkai daunnya teletak pada bagian tengah helaian daun. Daun jarak berwarna hijau tua pada permukaan atas dan hijau muda pada bagian permukaan bawah..
Daun kembang sepatu (Hibiscusrosasinensis L) merupakan daun yang berwarna hijau gelap, dengan bagian permukaan yang mengkilat dan tepi daun yang bergerigi. Daun ini berbentuk bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang runcing dan mempunyai daun tunggal yang beringgit.
Daun sirih (Piper ningrum L) adalah salah satu tanaman yang memiliki batang menjalar atau merambat pada tanaman lainnya. Daunnya berbentuk bulat oval atau telur, perbulatan menyirip, permukaan bagian tepi merata, dan juga berbulu pada bagian bawah, berwarna kehijauan muda hingga tua.
Daun terong (Solanum melongenaL)merupakan daun tidak lengkap karena tidak mepunyai upih daun. Bangun daun merupakan bangun bulat telur, ujung daun termaksud ujung daun yang runcing karena tepi daun di kanan dan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip. Pangkal daun termaksud berlekuk. Susunan tulang daun termaksud ke dalam susunan tulang daun yang menyirip karena mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun. Tepi daun yaitu berombak, permukaan daunnya berbulu halus dan rapat.
Daun keluwih (Artocapcus communis) terletak pada cabang atau ranting dengan teratur secara spiral, daun keluwih tebal seperti belulang, kaku, berwarna hijau tua mengkilat di bagian atasnya dan berwarna hijau pucat serta kasar karena berbulu di bagian bawahnya. Bulu daun keluwih berwarna putih terletak di bagian atas dan bawah daun tulang daun, pangkal dau utuh, dengan tulang daun menonjol.
Daun asam (Tamarindus indica L) termaksud daun majemuk menyirip dan termaksud daun ganda genap karena memiliki pasangan dibagian, posisi daunnya berselang seling, daun penumpu menyerupai pita meruncing, anak daun lonjong menyempit, tepi daun rata dengan bagian pangkal miring dan membundar.

BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
            Pelaksanaan praktikum Daun dan Bentuk Modifikasinya dapat disimpulkan bahwadaun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan dalam menjalankan proses fisiologi dan biokimia untuk memproduksi biomassa sebagai sumber energi bagiorganisme lainnya termasuk manusia. Bentuk daun sagatlah beragam yakni ada yang dinamakan daun lengkap dan daun tidak lengkap, serta daun tunggal dan daun majemuk. Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai daun sendiri memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang berfungsi menyalurkan hara atau produkfotosintesis.
5.2. Saran
Saran yang bisa saya berikan pada praktikum ini adalah agar asisten selalu mengawasi apa yang dibuat praktikannya.

DAFTAR PUSTAKA
Muzayyinah. 2008. Terminologi Tumbuhan. Surakarta: Lpp. Universitas NegeriSurakarta Press.
Saktiyono. 2004. Pengenalan Daun Majemuk Untuk Sma. Value Press: Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Pengenalan Sains. Pn. Balai Pustaka: Jakarta.
Sumeru. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial.Malang: Bayumedia Publishing.
Sunarjono. 2005. Sirsak Dan Srikaya: Budi Daya Untuk Menghasilkan Buah Prima.Penebar Swadaya : Jakarta.
Tjitrosoepomo. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta.

                                             


No comments:

Post a Comment

Tugas PENGANTAR REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN “PENGELOLAAN AIR LIMBAH” PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN JURUSAN ...