LAPORAN
MINGGUAN PRAKTIKUM BOTANI
“Morfologi
Daun”
Oleh :
IKSAN SAPUTRA
D1B1 17 058
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2017
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Daun merupakan salah satu
organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama
berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis.
Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena
tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan
energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Bentuk
daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal.
Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun.
Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips
dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa
bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus) dan berakibat daun kehilangan
fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga
dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.
Warna hijau pada daun
berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang
berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam
fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten
(berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning) dan antosianin (berwarna merah,
biru atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil
sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas
pada daun yang gugur).
Daun tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan bentuk,
ukuran dan beragam sifat lainnya. Daun tumbuhan sangatlah beragam maka kita
perlu membedakan mana daun majemuk dan daun tunggal, oleh karena itu perlu kita
melakukan praktikum ini agar kita bisa mengetahui berbagai macam bentuk daun.
1.2.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
dari praktikum ini adalah memberi pengalaman kepada praktikan dalam melakukan
pengamatan terhadap bermacam tipe daun tunggal dan daun majemuk. Memberi
kemampuan kepada praktikan untuk mendeskripsikan bermacam tipe daun tunggal dan
daun majemuk. Serta mengenal susunan daun majemuk dan bermacam-macam duduk
daun.
Kegunaan praktikum ini adalah memberi keterampilan
dalam melakukan pengamatan terhadap bermacam tipe daun tunggal dan daun
majemuk. Memberi kemampuan untuk mendeskripsikan berbagai macam tipe daun
tunggal dan daun majemuk. Serta untuk mengenal susunan daun tunggal dan daun
majemuk dan berbagai macam bentuk duduk daun.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga
dapat dijumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas
parenkim palisade (parenkim pagar atau jaringan tiang) dan parenkim spons
(parenkim bunga karang). Parenkim palisade terdiri atas sel–sel yang memanjang
di sel–sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai
tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung (Saktiyono, 2004).
Daun terbentuk pada meristem apeks
batang didekat bagian yang terujung. Pembentukan daun dimulai dengan pembelahan
perinklinal sekelompok, sedibagian sisi meristem apeks. Pembelahan awal umumnya terjadi pada lapisan-lapisan sel
dibawah permukaan, walaupun pada tumbuhan tertentu pembelahan dimulai dari sel
lapis terluar dan beberapa lapis dibawahnya. Sementara pembelahan diatas
berlangsungmeristem apeks terus berkembang, sehingga menjadi lebih tinggi.
Setelah mencapai tinggi tertentu, disisi lain terjadi pembelahan periklinal
yang serupa. Perkembangan kelompok sel tersebut membentuk tonjolan-tonjolan,
bakal primodium daun. Letak bakal-bakal daun tersebut mengikuti pola tata letak
daun (filotaksis) tumbuhan yang bersangkutan. Pada tumbuhan dikotil tonjolan
bakal daun tersebut biasanya berbentuk pasak, sedangkan pada monokotil
menempati keliling batang cukup panjang dan pada dikotil pangkal tersebut
sempit (Sumeru, 2004).
Tersebar (folia sparsa) jika pada
setiap buku didapatkan satu daun. Tumbuhan dengan susunan diatas, dapat
terlihat berjejal seolah-olah terdapat ketinggian yang sama. Kedudukan daun
tersebut dinamakan roset (rasula) yang disebabkan karena ruas batang pada
bagian batang tersebut sangat pendek. Roset dapat dibedakan antara lain (Muzayyinah, 2008).
Pecahan menunjukkan: satu kali mengelilingi batang,
menjumpai tiga daun, tiga ortostik, sudut devergensi 120°. Tata letak daun
dengan susunan semacam ini disebut tristik. Tata letak daun pada tumbuhan
dengan artostik yang lebih banyak biasanya disebut daun spiral atau daun
tersebar. Bagaimana mengenai angka pembilanganya. Hal tersebut dapat dilihat
pada susunan atau deret(Tjitrosoepomo, 2007).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi
(penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Diamati preparat irisan melintang
daun, maka akan dijumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang
sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis,
jaringan parenkim dan jaringan pengangkut (Sugiyono, 2009).
Morfologi dari daun sirsak adalah berbentuk bulat dan
panjang, dengan bentuk daun menyirip dengan ujung daun meruncing, permukaan
daun mengkilap, serta berwarna hijau muda sampai hijau tua. Terdapat banyak
putik di dalam satu bunga sehingga diberi nama bunga berpistil majemuk.
Sebagian bunga terdapat dalam lingkaran dan sebagian lagi membentuk spiral atau
terpencar, tersusun secara hemisiklis. Mahkota bunga yang berjumlah 6 separum
yang terdiri dari dua lingkaran, bentuknya hampir segitiga, tebal dan kaku,
berwarna kuning keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar
bunganya. Bunga umumnya keluar dari ketiak daun, cabang, ranting atau pohon
bentuknya sempurna (hermaprodit) (Sunarjono, 2005).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1.
Tempat dan Waktu
Praktikan
morfologi daun ini dilaksanakan di Labolatorium Agroteknologi Unit Agronomi
Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo pada hari Kamis tanggal 09
November pada pukul 13.00 WITA sampai
selesai.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
kali ini adalah buku catatan praktek, buku gambar ukuran A4, pensil, silet, fulpen,
peruncing dan penghapus.
Bahan yang digunakan pada praktikum
ini yaitu: daun pisang (Musa paradisica L.),
daun kembang sepatu (Hibiscus
rosasinensis L.), daun kapuk randu (Ceiba
petandra Gaertz), daun jambu biji (Psidium
guayavaL.), daun sirih (Piper ningrum
L.), daun jagung (Zea mays L.), daun
terung (Solanum mongolena L.), daun
keluwih (Artocarpus communis), daun
jarak (Ricinus communisL.), daun belimbing wuluh (Averchoa bilimbi.), daun sikejut (Mimosa pudica L.), daun kelor (Moringa oleifera Lamk) dan daun asam (Tamarindus indica L.).
3.3.
Prosedur Kerja
BAB 4. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
|
daun tumbuhan
|
Gambar daun tumbuhan
|
Keterangan
|
Daun pisang (Musa paradisica L.)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinnensis L.)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun kapuk randu (Ceiba petandra gaertz)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun jambu biji (Psidium guajava L.)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun sirih (Piper ningrum L.)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun jagung (Zea mays L.)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun terung (Solanum mongolena L.)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun keluwi (Artocapsus communis)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun jarak (Ricinicus communis L.)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun
belimbing wuluh (Averchae bilimbi).
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun sikejut
(Mimosa pudica L.)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun kelor (Tamarindus indica L.)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun asam (Tamarindus indica L.)
|
|
1.
Pelepah daun
2.
Tangkai daun
3.
Helai daun
4.
Ujung daun
5.
Tulang daun
6.
Tepi daun
7.
Permukaan daun
|
Daun
adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan dalam menjalankan proses
fisiologi dan biokimia untuk memproduksi biomassa sebagai sumber energi bagi
organisme lainnya termasuk manusia. Adapun fungsi daun adalah sebagai
berikut.Tempat terjadinya fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil, terjadinya
fotosintesis dijaringan parenkim palisade. Sedangkan pada tumbuhan monokotil,
fotosintesis terjadi pada jaringan spons.Sebagai organ pernapasan. Di daun
terdapat stomata yang berfungsi sebagai organ.Tempat terjadinya
transpirasi.Tempat terjadinya gutasi dan Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun).
Pisang (Musa paradisica L) merupakan salah satu tumbuhan berdaun tunggal
dengan bangun daun (circumoriptio) bundar memanjang, ujung daun (apex) meruncing, pertulangan daun (nervati) bertulang sejajar, tepi daun (margo) berbentuk rata, daging daun tipis
dan permukaan helaian daunnya licin. Pada daun pisang terdapat pelepah daun.
kapuk randu (Ceiba petandra gaertz) adalah salah satu tumbuhan yang berdaun
majemuk menjari beranak daun tujuh atau septemfoliolatus karena pada ujung ibu
tangkai terdapat tujuh anak daun. Tanaman ini pula memiliki sifat daun yaitu
bangun daunya atau circumscriptio berbentuk memanjang atau oblongu. Daging daun
atau interveniumnya bersifat seperti kertas atau papyraceus yaitu tipis tetapi
cukup tegar. Susunan tulang-tulang atau nervatio nya berbentuk bertulang
menyirip atau penninervis. Tepi daun atau margo folii nya berbentuk rata atau
integer. Ujung daun atau apex folii nya bersifat meruncing atau acuminatus
yaitu pada ujung yang runcing. Pangkal daun atau basis folii nya berbentuk
meruncing pula atau acuminatus. Permukaan daunnya bersifat licin suram atau
laevis opacus. Sedangkan pada duduk daunnya tersebar atau folia sparsa yaitu
tata letak daun tersebar mengikuti rumus 3/8 yang memisahkan tata letak daun
tersebut.
Daun sikejut (Mimosa pudica L) adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau
dipanaskan akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya
perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut
juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh.Gerak ini disebut
seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti
daun putri malu tidak peduli darimana arah datangnya sentuhan.Tanaman ini juga
menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari
terbit.Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan
pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun
bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna
yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa
tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya.
Daun jambu biji (Psidium guajava)
termasuk daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja
dan disebut daun bertangkai. Daun jambu biji memiliki letak bagian terlebarnya
berada ditengah-tengah dan memiliki daun jorong. Jambu biji memiliki ujung daun
yang tumpul, tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang. Tetapi
terpisah oleh pangkal dari daun maka pangkal daun jambu biji adalah tumpul.
Daun jambu biji memiliki pertumbuhan daun yang menyirip yang mana daun ini
memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pankal ke ujung daun dan merupakan
terusan tangkai daun dari ibu tulang kesamping, sehingga susunannya
mengingatkan kita pada sirip ikan. Daun jambu biji meiliki tepi daun yang rata.
Daun
belimbing wuluh (Averhcoa bilimbi) termasuk kedalam jenis daun majemuk
dan termasuk kedalam golongan daun tidak sempurna karena tidak memiliki bagian
daun yang lengkap. Permukaan atas daun belimbing hijau tua dan memiliki tepi
daun yang rata. Daging daun belimbing seperti kertas dan lumayan tipis (paprraceus)
dan susunan tulang daunnya menyirip. Ujung daun belimbing meruncing dan pangkal
daunnya membulat.
Daun jagung (Zea mays L) adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara
pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun
jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Daun
kelor (Moringa oleifera lamk) merupakan tanaman yang berdaun majemuk
menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna karena masih ada anak daun yang
duduk pada ibu tangkai. Tumbuhan ini dikatakan majemuk karena terdapat beberapa
tangkai cabang dan tiap cabangnya terdiri dari satu atau lebih helaian daun,
dikatakan menyirip karena anak daunnya berada disebelah kanan dan kiri ibu
tangkai daun sehingga tersusun seperti sirip ikan, di katakan gasal karena
terdapat anak daun yang menutupi ujung ibu tangkainya, dan dikatakan rangkap
tiga tidak sempurna karena memiliki lagi cabang-cabang yang terbagi tiga dan
pada tiap tangkai ada anak daun lagi.
Daun jarak (Ricinicus
communis L) digolongkan ke dalam daun bangun perisai karena tergolong daun
bulat dan tangkai daun tidak tertanam pada pangkal daun,tetapi tangkai daunnya
teletak pada bagian tengah helaian daun. Daun jarak berwarna hijau tua pada
permukaan atas dan hijau muda pada bagian permukaan bawah..
Daun
kembang sepatu (Hibiscusrosasinensis
L) merupakan daun yang berwarna hijau gelap, dengan bagian permukaan yang
mengkilat dan tepi daun yang bergerigi. Daun ini berbentuk bulat telur yang
sempit dengan ujung daun yang runcing dan mempunyai daun tunggal yang
beringgit.
Daun
sirih (Piper ningrum L) adalah salah
satu tanaman yang memiliki batang menjalar atau merambat pada tanaman lainnya.
Daunnya berbentuk bulat oval atau telur, perbulatan menyirip, permukaan bagian
tepi merata, dan juga berbulu pada bagian bawah, berwarna kehijauan muda hingga
tua.
Daun
terong (Solanum melongenaL)merupakan daun tidak lengkap karena
tidak mepunyai upih daun. Bangun daun merupakan bangun bulat telur, ujung daun
termaksud ujung daun yang runcing karena tepi daun di kanan dan kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip. Pangkal daun termaksud berlekuk. Susunan tulang daun
termaksud ke dalam susunan tulang daun yang menyirip karena mempunyai satu ibu
tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun.
Tepi daun yaitu berombak, permukaan daunnya berbulu halus dan rapat.
Daun
keluwih (Artocapcus communis)
terletak pada cabang atau ranting dengan teratur secara spiral, daun keluwih
tebal seperti belulang, kaku, berwarna hijau tua mengkilat di bagian atasnya
dan berwarna hijau pucat serta kasar karena berbulu di bagian bawahnya. Bulu
daun keluwih berwarna putih terletak di bagian atas dan bawah daun tulang daun,
pangkal dau utuh, dengan tulang daun menonjol.
Daun
asam (Tamarindus indica L) termaksud
daun majemuk menyirip dan termaksud daun ganda genap karena memiliki pasangan
dibagian, posisi daunnya berselang seling, daun penumpu menyerupai pita
meruncing, anak daun lonjong menyempit, tepi daun rata dengan bagian pangkal
miring dan membundar.
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pelaksanaan praktikum Daun
dan Bentuk Modifikasinya dapat disimpulkan bahwadaun adalah
organ yang sangat penting bagi tumbuhan dalam menjalankan proses fisiologi dan
biokimia untuk memproduksi biomassa sebagai sumber energi bagiorganisme lainnya
termasuk manusia. Bentuk daun sagatlah beragam yakni ada yang dinamakan daun
lengkap dan daun tidak lengkap, serta daun tunggal dan daun majemuk. Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai
daun sendiri memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang
berfungsi menyalurkan hara atau produkfotosintesis.
5.2.
Saran
Saran
yang bisa saya berikan pada praktikum ini adalah agar asisten selalu mengawasi
apa yang dibuat praktikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Muzayyinah. 2008. Terminologi Tumbuhan. Surakarta:
Lpp. Universitas NegeriSurakarta
Press.
Saktiyono.
2004. Pengenalan Daun Majemuk Untuk Sma. Value Press: Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Pengenalan
Sains. Pn. Balai Pustaka: Jakarta.
Sumeru. 2004. Biologi Reproduksi
Tanaman Buah-Buahan Komersial.Malang: Bayumedia Publishing.
Sunarjono. 2005. Sirsak Dan Srikaya:
Budi Daya Untuk Menghasilkan Buah Prima.Penebar Swadaya : Jakarta.
Tjitrosoepomo. 2007. Morfologi
Tumbuhan. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment